Kunjungi Kemenpar AirAsia Siap Dukung Target 17 Juta Wisman Dengan Buka Rute Baru

:


Oleh Untung S, Selasa, 20 Februari 2018 | 09:20 WIB - Redaktur: Juli - 264


Jakarta, InfoPublik - Maskapai penerbangan low cost carrier (LCC) Air Asia siap mendukung program pariwisata Indonesia yang tahun ini menargetkan kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman).

Air Asia berkomitmen membuka rute penerbangan baru ke destinasi pariwisata prioritas serta dari originasi prioritas yang pertumbuhannya besar. 

Sementara itu Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendukung usulan Air Asia dalam pengembangan bandara LCC di bandara prioritas Indonesia; Cengkareng (CGK) dan Denpasar (DPS) serta pengurangan airport tax bagi penumpang LCC dalam mendorong pertumbuhan maskapai penerbangan LCC.  

“Kita akan dukung pengembangan LCC di Indonesia untuk mencapai target 17 juta wisman,” kata Menpar Arief Yahya didampingi staf khusus bidang konektivitas udara, Judi Rifajantoro dan Robert Waloni,  ketika menerima kunjungan CEO Air Asia Group Tony Fernandes bersama Direktur Utama Air Asia Indonesia Dendy Kurniawan di kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (19/2).

Kunjungan pimpinan Air Asia ini sebagai rangkaian roadshow yang dilakukan Menpar dalam mendapatkan dukungan unsur 3A (Authorities – Airports & AirNavigation – Airlines). 

Menurut Menteri Arief, bisnis TTT (tourism, transportation, dan telecommunication) punya DNA yang mirip dengan LCC. Sama-sama bergantung pada season (musim). TTT dan LCC akan berpengaruh saat peak dan low season. Selain itu, keduanya juga sama-sama bergantung jarak, sehingga ada zonasi.

"Selain itu, LCC dan TTT sama-sama sensitif dengan harga. Makin murah meriah, makin meledak traffic-nya. Karena penerbangan murah, maka orang jadi affordable. Harga makin terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat juga jadi terbiasa naik pesawat. Lihat saja di Terminal 1 Soekarno Hatta, penumpangnya banyak dan antre panjang," jelas Menpar Arief Yahya.

Dalam pertemuan itu, Tony Fernandes mengusulkan pengembangan terminal khusus LCC di Indonesia, khususnya di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng untuk memudahkan konektivitas penerbangan internasional ke penerbangan domestik. Menurut Tony Fernandes, Indonesia cukup kalah pertumbuhan maskapainya dibandingkan negara lain karena tidak memiliki strategi khusus untuk melayani penerbangan LCC,  “Indonesia is loosing up because they dont have an LCC strategy right now,” kata Tony Fernandes seraya juga menyampaikan kebijakan harga yang sangat murah sebagai strategi promosi utama, “Price will drive you to have a look, Indonesia is much more than Bali”.

Tony Fernandes memberi perbandingan (benchmark) dengan Thailand yang sekarang membuka bandara terminal khusus low cost terminal karena mayoritas maskapai  menggunakan pesawat wide body, low cost. Pada kesempatan itu Tony Fernandes menyarankan Terminal 2 sebagai terminal khusus low cost terminal atau membuka kembali Terminal 3 lama sebagai terminal khusus maskapai LCC. 

Ide utama dari terminal LCC, menurut Tony Fernandes,  adalah memperpendek waktu untuk transit, dan memperpanjang waktu untuk berbelanja. Hal ini diharapkan mempertinggi efektivitas waktu penerbangan sehingga bisa diperbanyak. 

Sebagai benchmark bandara LCC yang baik, menurut Tony Fernandes, adalah Stansted Airport, London UK. “Kita siap untuk mengeluarkan uang banyak, karena kita membuka jalur Narita-Jakarta dan responnya sangat bagus, sementara itu kita siap membuka rute penerbangan Jakarta-India,” kata Tony Fernandes seraya menawarkan untuk membuat keramaian di banyak bandara di Indonesia dengan contoh Bandara Bandung di mana Air Asia sebagai pionir membuka jalur internasional Kuala Lumpur-Bandung, kemudian diikuti oleh maskapai lain. 

“Saya bisa membuat keramaian di bandara-bandara yang ada di Indonesia. Seperti bandara di Bandung dan bandara lain dengan membuka rute internasional,” tegas Tony Fernandes.

Pada pertemuan itu Air Asia juga mengusulkan pengurangan airport tax untuk mendorong pertumbuhan LCC karena 60% dari rute Air Asia merupakan rute baru, di Indonesia pertumbuhan terbesar ada di kota-kota sekunder dan ini  berbeda dengan maskapai premium yang memfokuskan flight pada kota kota primer atau ibukota. Tony Fernandes melaporkan bahwa pertumbuhan maskapai LCC  tahun lalu mencapai 32 persen, sedangkan maskapai full service  hanya 3,5 persen.