10 Negara Hadiri Temu Bisnis Wisata Halal ke-2 di Jakarta

:


Oleh Untung S, Minggu, 11 Juni 2017 | 07:04 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 591


Jakarta, InfoPublik - Para pebisnis wisata halal dari 10 negara hadir dalam ‘Temu Bisnis Wisata Halal ke-2’ yang berlangsung di Jakarta, Sabtu (10/6), guna memperkuat jaringan promosi wisata halal di seluruh negara yang memiliki potensi pengembangan wisata halal.

Para pebisnis wisata halal yang hadir dalam acara tersebut mendapatkan  kesempatan melakukan temu bisnis dan memperkuat jejaring, meningkatkan knowledge product serta volume transaksi yang tahun ini diperkirakan mencapai Rp4 miliar atau naik dua kali lipat dibandingkan pada temu bisnis pertama tahun 2016 lalu. 

Menurut  ketua panitia penyelenggara temu bisnis wisata halal ke-2, Cheriatna, yang juga sebagai founder HTK dan sekjen ATHIN,  kehadiran para pebisnis wisata halal dari 10 negara antara lain; ASEAN (Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam) Asia Timur (China, Korea, Jepang), dan Eropa (Turki dan Inggris)  semakin menguatkan posisi Indonesia sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) kelas dunia yang belakangan ini menjadi perhatian masyarakat internasional.   

“Kunjungan  Raja Salman dari Saudi Arabia yang sempat memperpanjang liburannya selama tiga hari di Bali belum lama ini menjadi perhatian masyarakat internasional. Indonesia sebagai destinasi wisata halal kelas dunia semakin banyak diminati para pebisnis wisata halal dari mancanegara,” kata Cheriatna. 

Hadir dalam temu bisnis tersebut  antara lain Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Riyanto Sofyan yang pada kesempatan itu memaparkan perkembangan wisata halal di Indonesia yang memiliki tiga portofolio produk yang bisa dikembangkan untuk halal tourism berupa wisata budaya (culture), wisata alam (nature) dan wisata buatan (man-made) serta program percepatan pengembangan destinasi wisata halal di  10 destinasi yakni; Aceh, Sumatera Barat, Lombok, DKI Jakarta, dan Jawa Barat sebagai fokus  utama saat ini  serta Jawa Tengah, Riau, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.  

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyambut baik penyelenggaraan temu bisnis wisata halal ke-2 yang dihadiri para bisnis wisata halal dari 10 negara yang notabene sebagai pasar potensial pariwisata Indonesia. Acara temu bisnis tersebut memberikan dampak langsung kedatangan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yang tahun ini mentargetkan 15 juta wisman, juga sebagai momentum untuk mempromosikan potensi wisata halal di Tanah Air sebagai portofolio pariwisata Indonesia. 

Dalam kesempatan terpisah Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengharapkan agar para pelaku bisnis wisata halal memanfaatkan momentum kunjungan Raja Salman agar gencar mempromosikan wisata halal Indonesia ke mancanegara. “Gegap gempita kedatangan Raja Salman menjadi momentum yang tepat untuk mempromosikan salah satu portofolio pariwisata kita yaitu halal tourism,” pesan Menpar Arief Yahya. 

Indonesia sebagai destinasi halal kelas dunia telah diakui oleh masyarakat internasional yakni dengan diperolehnya 12 dari 16 penghargaan bergengsi pada ajang World Halal Tourism Award (WHTA) 2016 di Abu Dhabi. Kemenangan ini semakin menguatkan unsur 3 C (Calibration, Confidence, dan Credibility) sebagai tolok ukur dalam mengukur kemajuan, kepercayaan diri serta kredibilitas Indonesia menjadi destinasi wisata halal kelas dunia. 

Lembaga internasional seperti Crescent-Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) melihat  bahwa prospek wisata halal dunia sangat cerah serta menciptakan peluang yang besar. Dengan populasi penduduk muslim global sebanyak 1,6 miliar dan GDP lebih dari US$ 7 triliun   nilai  konsumsi penduduk muslim mencapai US$ 1,8 triliun atau 11,7% dari konsumsi penduduk dunia. Pertumbuhan pasar muslim diperkirakan mencapai US$ 2,6 triliun pada 2020 atau rata-rata 6,3% per tahun, sedangkan pertumbuhan wisatawan muslim diproyeksikan mencapai 9,1%.  

Sementara itu posisi Indonesia tahun 2015, menurut laporan GMTI, berada di peringkat 4 dengan jumlah wisman muslim sebanyak 2,2 juta, sedangkan Malaysia berada di peringkat pertama dengan jumlah wisman muslim 6,18 juta;  Singapura 3,6 juta dan  Thailand 4,8 juta wisman muslim.  Indonesia mentargetkan tahun 2019 berada di peringkat satu GMTI dengan jumlah wisman muslim sebanyak 5 juta  atau sebesar 25% dari target kedatangan 20 juta wisman dan jumlah pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) muslim sebanyak 242 juta.