Tiga Program Utama Kemenpar Target 20 Juta Wisman

:


Oleh Untung S, Senin, 13 Maret 2017 | 17:57 WIB - Redaktur: Juli - 937


Bandung, InfoPublik - Kementerian Pariwisata mengedepankan tiga program utama dari 10 program prioritas (top 10) yang harus dilaksanakan pada 2017, sebagai upaya mencapai target 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di 2019 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Menpar Arief Yahya saat membuka sekaligus sebagai pengarah pada Rapat Koordinasi (Rakor) Perguruan Tinggi Pariwisata se-Indonesia ke-III di Hotel Mercure Bandung, Jawa Barat yang berlangsung Senin (13/3) hingga Rabu (15/3) 2017, hasil kerja sama Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (HILDIKTIPARI).

“Tiga program itu adalah digital tourism, homestay desa wisata, dan aksesibilitas udara (connectivity), ini sesuai dengan tema Rakor kali ini yakni Peran Perguruan Tinggi dalam Mendukung Program Pengembangan Pariwisata Melalui Digitalisasi, Homestay Desa Wisata, dan  Connectivity,” kata Menpar Arief Yahya.

Menurut Menpar Presiden Joko Widodo telah menetapkan lima prioritas pembangunan nasional, yaitu pangan, energi, maritim, kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta pariwisata. Dari kelima prioritas pembangunan ini, sektor pariwisata ditetapkan sebagai leading sector karena sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) dan devisa yang besar serta menciptakan lapangan kerja yang paling mudah dan murah.

“Kontribusi devisa pariwisata terhadap penerimaan devisa nasional tahun 2015 sebesar US$ 12,6 miliar atau mencapai  9,3 persen secara nasional dan  menempati ranking ke-4 setelah minyak bumi dan gas (US$ 18,9 miliar), batu bara (US$ 16,4 miliar), dan kelapa sawit (US$ 15,5 miliar). Namun demikian, hanya sektor pariwisata yang mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,8 persen sampai 6,9 persen atau  jauh lebih tinggi dibandingkan dengan industri agrikultur, manufaktur, otomotif, dan pertambangan,” ujar Menpar.

Arief Yahya menjelaskan, perkembangan kepariwisataan yang positif tersebut membutuhkan sinergi yang kuat dari lima pemangku kepentingan utama pariwisata yang terhimpun dalam sinergitas pentahelix (akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, komunitas, dan media) sebagai upaya mewujudkan target nasional 2019.

Target tersebut yakni mendatangkan  20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dengan perolehan devisa sebesar Rp280 triliun dan pergerakan 275 juta wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air; kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 8 persen, menciptakan 13 juta lapangan kerja, serta daya saing pariwisata Indonesia akan berada di ranking 30 dari posisi sekarang di ranking 50 dunia.

Digital tourism dipilih sebagai tantangan global dalam mengantisipasi perubahan perilaku konsumen pariwisata dunia terutama di kalangan generasi milenial yang membutuhkan dukungan digital untuk melakukan perjalanan wisata atau always-connected travelers.

Sementara pilihan pembangunan homestay desa wisata merupakan terobosan dalam menyediakan fasilitas akomodasi di 10 destinasi prioritas (Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung  Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika,  Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai)  dengan melibatkan masyarakat setempat karena lebih mudah dibandingkan membangun  hotel.

Kemenpar mentargetkan 100 ribu homestay dapat terbangun hingga 2019 dengan mengedepankan prinsip ”you get more you pay less”. Selain itu, program peningkatan aksesibilitas udara (connectivity) merupakan hal yang sangat penting untuk mengoptimalkan seat capacity terutama pada 10 destinasi prioritas   dalam rangka mendukung tercapainya target 20 juta wisman pada 2019.

“Dalam mewujudkan pariwisata sebagai leading sector  melalui program Top 3 tersebut membutuhkan kontribusi nyata dari Perguruan Tinggi untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pada 10 destinasi prioritas sehingga terjadi akselerasi pembangunan kepariwisataan yang nyata,” katanya.