Bank Mandiri Salurkan Kredit Sektor Perkebunan Sawit Rp48,97 Triliun

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 9 Maret 2017 | 08:57 WIB - - 734


Jakarta, InfoPublik - PT Bank Mandiri Persero, sebagai salah satu bank BUMN berkomitmen mendukung berbagai kebijakan dan aturan baru yang akan dikeluarkan pemerintah terkait upaya optimalisasi kesejahteraan pekebun kelapa sawit, salah satunya dengan menyalurkan kredit ke sektor perkebunan kelapa sawit sebesar Rp48,97 Triliun.

Pemerintah juga didorong meningkatkan kesejahteraan para pekebun di antaranya pekebun swadaya dan plasma melalui sinkronisasi peraturan perundangan yang memungkinkan petani mendapatkan akses pembiayaan.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, perseroan telah menyalurkan kredit ke sektor perkebunan kelapa sawit sebesar Rp48,97 triliun atau sebesar 8,54 persen dari portofolio kredit perseroan.

Menurut Kartika, penyaluran kredit tersebut dilakukan Bank Mandiri untuk mendukung berbagai kebijakan dan aturan baru yang akan dikeluarkan pemerintah terkait upaya optimalisasi kesejahteraan pekebun kelapa sawit.

Salah satunya, melalui program pembiayaan yang terintegrasi dari hulu ke hilir dalam mendukung pertumbuhan industri sawit nasional.

"Hingga saat ini, outstanding kredit di sektor perkebunan kelapa sawit mencapai Rp48,97 triliun atau sebesar  8,54 persen dari portofolio kredit Bank Mandiri, dengan kualitas kredit yang sangat baik," kata Kartika saat menghadiri FGD kebijakan akselerasi pembiayaan dan kepastian hukum industri sawit di Jakarta, Kamis (9/3).

Bank Mandiri juga telah mengimplementasi program pembiayaan kepada pekebun plasma binaan dengan pola kemitraan bersama perusahaan sawit berskala besar. "Pola kemitraan ini cukup efektif untuk membantu pekebun mendapatkan akses pendanaan jangka pendek," tutur Kartika.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan menuturkan, terdapat 4,5 juta hektar atau 42 persen tanaman kelapa sawit Indonesia dimiliki dan dikelola oleh petani pekebun. Sekitar 2,5 juta hektar kebun kelapa sawit petani tersebut sudah perlu diremajakan.

Menurut dia, pembiayaan adalah suatu hal yang menjadi komponen yang sangat penting bagi perkebunan kepala sawit. Komponen pembiayaan itu meliputi biaya investasi tanaman dan non tanaman, suku bunga yang dibebankan kepada petani dan biaya kompensasi selama empat tahun sebelum masa panen.

"Tantangan yang harus segera diselesaikan terkait peremajaan dan pembangunan kebun kelapa sawit milik petani adalah pembiayaan, perizinan serta proses sertifikasi lahan petani," pungkas Fadhil.