Karantina Pertanian Musnahkan Komoditas Ilegal dari 20 Negara

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 2 Maret 2017 | 15:37 WIB - Redaktur: Elvira - 929


Jakarta, InfoPublik - Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian musnahkan berbagai komoditas pertanian asal 20 negara yang masuk ke Indonesia secara ilegal pada periode triwulan akhir tahun 2016.  

Sebanyak 91 komoditas yang dimusnahkan tersebut adalah hasil sitaan Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta dan Tanjung Priok yang bekerjasama dengan pihak Kantor Pos Besar Jakarta. Komoditas tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar di Incenerator Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).

“Perdagangan komoditas pertanian asal manca negara melalui online menunjukan tren yang meningkat, namun sayangnya belum dibarengi dengan kesadaran untuk memeriksakan kesehatan tumbuhan dan hewan dari negara asal,” ujar Banun Harpini dalam siaran tertulis yang diterima InfoPublik, Kamis (2/3).

Menurut Banun, kesehatan tumbuhan sebagai mata rantai dasar penciptaan pangan dan pakan sangatlah penting. Tanpa produksi tumbuhan maka tidak ada pangan bagi manusia dan juga pakan bagi hewan.

“Oleh karenanya wabah penyakit pada tumbuhan perlu diantisipasi agar tidak merugikan kesehatan manusia juga perekonomian bangsa,” ujar Banun.

Ia mencontohkan, wabah penyakit pada tumbuhan yang baru saja merebak di tahun 2013 Cylella Fastidiosa yang menyerang sentra kebun zaitun di Italia yang telah merusak mata pencaharian petani, pemilik pembibitan, para pedagang karena kualitas dan fluktuasi harga minyak zaitun yang tidak stabil.

Juga terjangkitnya nematoda pada pohon Pinus di Portugal yang telah menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi industri kayu lokal sejak tahun 1999.

“Jutaan pohon pinus hancur, industri pengolahan kayu terkena dampak negatif dan kini tetap berimbas terhadap meningkatkan biaya karena semua kayu pinus harus dilakukan ‘heat treatment’ sebelum dapat meninggalkan wilayah Portugal,” imbuhnya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron yang saat itu ikut menyaksikan pemusnahan menyampaikan pentingnya karantina pertanian bagi Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki mega biodiversity, dimana kekayaan sumber daya alam hayati merupakan yang terbesar ke-2 di dunia setelah Brazil.

“Tentunya pertahanan Karantina Pertanian yang ekstra sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan hidup juga ekonomi. Antisipasi Badan Karantina Pertanian terhadap peningkatan tren perdagangan secara online,” kata Herman.

Menurutnya data transaksi e-commerce tahun 2016 telah mencapai angka Rp 319,8 triliun. “Untuk itu perlu dilakukan penguatan sistem pengawasan karantina pertanian terhadap potensi ancaman tersebarnya hama penyakit hewan dan tumbuhan,” ujarnya.

Pihaknya juga berharap Karantina Pertanian terus meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait seperti dengan Kantor Pos di seluruh wilayah Indonesia.

Komoditas tumbuhan asal 20 negara yang dimusnahkan  tersebut adalah : Amerika Serikat, Spanyol, Cekoslovakia, Thailand, Cina, Belanda, Jerman, Korea Selatan, Singapore, Malaysia, Inggris, Perancis, Filipina, Rusia, Australia, Belgia, Brasil, Italia, Saudi Arabia dan Selandia Baru.

Sementara untuk komoditas hewan berjumlah 242,55 kg masing-masing 211 kg asal Cina dan sisa dari 4 negara yakni Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Malaysia dan Taiwan