Menyelami Jalur Rempah, Kemenpar Talkshow di HPN 2017

:


Oleh Untung S, Rabu, 8 Februari 2017 | 23:09 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Ambon, InfoPublik - Untuk terus menyebarkan virus positif Wisata Jalur Rempah ke seluruh stakeholder dan masyarakat Maluku, Ambon, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pun menggelar Talkshow, bertemakan “Optimalisasi Target Pasar Wisata Tematik Jalur Rempah”  yang akan digelar 8 Februari 2017 di Lapangan Merdeka, Ambon.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Esthy Reko Astuti menjelaskan, acara ini merupakan rangkaian acara Hari Pers Nasional (HPN) 2017 yang digelar sebagai ajang untuk bertukar informasi mengenai wisata tematik jalur rempah, potensi pariwisata dan strategi pemasarannya.

”Siapa yang tak kenal Maluku? Destinasi penghasil rempah-rempah seperti cengkeh, pala dan lada membuat Maluku dikenal sebagai Spice of Islands. Potensi ini harus dimaksimalkan dengan unsur Pariwisata dan kesiapan semua destinasi yang ada di Maluku, karena jalur rempah ini adalah jalur Nusantara dan bisa dimulai dan besar di Maluku,” ujar Esthy. 

Esthy mengatakan, nara sumber yang akan hadir rencananya adalah  Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Hariyanto, Tenaga Ahli Menpar  Bidang Budaya Kemenpar Taufik Rahzen, Penerbit Ombak – Buku Suma Oriental M. Nursam, Sejarawan JJ Rizal dan Penulis buku : Jurnal di bawah Layar, Ekspedisi Garis Depan Nusantara, Pengelola Perahu Pustaka, M. Ridwan Alimuddin.

Lebih lanjut Esthy memaparkan, talkshow ini menjadi kesempatan bagi Provinsi Maluku untuk mengupas sejarah jalur rempah dan potensi pariwisatanya sehingga dapat dipromosikan secara luas ke media massa terutama sosial media melalui GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Maluku agar semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Maluku.

Sementara itu, Menurut M. Nursam, Penerbit Buku SUMA ORIENTAL, catatan Tome Pires – SUMA ORIENTAL - berisi Salah satu catatan awal dan terpenting tentang pencarian rempah yang diterbitkan tepat 500 tahun yang lalu. Penulis Portugal ini mencatat perjalanannya di Malaka 1512-1515, dilengkapi kompilasi lengkap rempah yang diperdagangkan saat itu, beserta asal, harga dan siapa yang menjualnya. Penulisan Ini bertepatan dengan ekspedisi Antonio de Abreau dan penyelamatan Fransisco Serrao di Hila Ambon.

Lebih lanjut JJ Rizal menambahkan, Abad pertengahan dikenal sebagai era penjelajahan, penyingkapan dan penjajahan. Inilah era yang membentuk kisah perjalanan, penemuan wilayah, penaklukan dan kerjasama antar bangsa. Kata Rizal, merupakan era yang memetakan kepulauan Nusantara sebagai tujuan sekaligus destinasi impian.

Saat Maluku menjadi pusat dunia, bahkan dianggap sebagai "garden of eden". Sebagai sebuah kebun sorga, dimana tiga rempah terpenting cengkeh, pala dan lada , diperoleh dan hanya tumbuh disatu tempat, sebagai simbol kehadiran "The Holy Trinity".

Menpar Arief Yahya berharap apa yang diperankan Kementerian Pariwisata untuk mendukung event Hari Pers Nasional (HPN) yang puncaknya diperingati pada 9 Februari 2017 ini memberi manfaat buat semua. Dia berpikir tentang Pentahelix, segi lima stakeholder dalam desain pengembangan Pariwisata nasional. “Yakni berkolaborasi antara Academician, Business, Community, Government dan Media, secara bersama-sama. Semua menjadi subjek dalam membangun Pariwisata,” ungkap Arief Yahya.