Kemenperin Dorong Peningkatan IKM Batik Nasional

:


Oleh Wawan Budiyanto, Senin, 9 Januari 2017 | 09:10 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 866


Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih mengatakan industri batik berperan penting memenuhi kebutuhan sandang dalam negeri, oleh karenanya upaya mendorong pengembangan daya saing industri batik nasional, Ditjen IKM melakukan berbagai program strategis.

“Industri batik kita banyak dikerjakan oleh pelaku IKM dari Sabang sampai Merauke dengan mempunyai keunggulan dan kekhasan motif sesuai kearifan lokal di daerah masing-masing,” kata Gati, dalam siaran persnya, Minggu (8/1).

Menurutnya, dalam upaya mendorong pengembangan daya saing industri batik nasional, Ditjen IKM telah melakukan berbagai program strategis meliputi bimbingan teknis dan pendampingan tenaga ahli, pemberian mesin dan peralatan, restrukturisasi mesin dan peralatan, serta fasilitasi pameran. 

“Sampai tahun 2015, jumlah IKM yang mendapat fasilitasi restrukturisasi mesin dan peralatan sebanyak 25 perusahaan dengan total potongan harga mencapai Rp2,68 miliar,” ujarnya.

Untuk memperluas pemasaran, Kemenperin tengah mengembangkan program e-Smart IKM yang memanfaatkan teknologi informasi. 

“Melalui program tersebut, IKM dapat memasarkan produknya melalui marketplace yang ada sehingga semua konsumen dapat mengaksesnya dan IKM mendapatkan pasar yang lebih luas,” ungkap Gati.

Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait lainnya terus berupaya mengedukasi para generasi muda Indonesia agar mau belajar membatik. Langkah ini betujuan untuk meningkatkan kecintaan terhadap batik nusantara sebagai warisan budaya dunia sekaligus mendorong penumbuhan wirausaha baru.

Pihaknya juga aktif melakukan kegiatan promosi melalui berbagai kegiatan di domestik dan internasional yang berhasil menarik perhatian masyarakat dunia terhadap batik Indonesia.

“Bahkan, kegiatan tersebut mampu meningkatkan permintaan ekspor batik nasional. Batik juga dapat mengeksplor karya kreatif mulai dari tingkatan perajin batik hingga fashion designer,” ungkapnya.

Berdasarkan catatan Kemenperin, ekspor batik dan produk batik pada tahun 2015 mencapai USD 178 juta ataumeningkat 25,7 persendibandingkan tahun sebelumnya. Pasar ekspor utama batik Indonesia, antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.