ISPO Jadi Kekuatan CPO Indonesia Dukung Daya Saing Industri

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 25 November 2016 | 09:38 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 480


Jakarta, InfoPublik - Pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan telah menjadi perhatian pemerintah Indonesia, terbuki dengan telah diterapkannya standar khusus perkebunan kelapa sawit berkelanjutan sesuai beleid Indonesian Sustaiable Palm Oil (ISPO).

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan, ISPO menjadi salah satu kekuatan Indonesia guna mendukung daya saing industri sawit nasional, dan seluruh stakeholder kelapa sawit mesti mensosialisasikan kepada masyarakat. “ISPO ini sekaligus untuk menjawab isu-isu menyangkut kelapa sawit,” tuturnya, pada panel diskusi dalam IPOC 2016 di The Westin, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11).

Sebab itu, kata Bambang, industri kelapa sawit harus mampu menunjukkan kepada publik bahwa usaha tersebut dijalankan berdasarkan aspek-aspek lingkungan yang berkelanjutan. “Untuk itu, pelaku usaha perkebunan kelapa sawit perlu memberikan keterbukaan informasi kepada publik terkait pengelolaan industri sawit,” katanya.

Sementara Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono menambahkan, kunci usaha perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan memerlukan harmonisasi antara pasar, masyarakat dan negara sehingga mampu bersinergi secara optimal. 

“Pasar, sifatnya lebih menuntut, mengharapkan industri sawit untuk lebih meningkatkan efisiensi secara operasional maupun produktivitas, sebab itu GAPKI mendukung penguatan ISPO dan berharap standar ISPO medapat pengakuan dari pasar dunia,” tutur Joko.

Ketua Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) MS Sembiring sangat mendukung pertumbuhan industri kelapa sawit Indonesia. Apalagi, kebutuhan dunia terhadap minyak nabati terus meningkat.

“Kami tidak melawan industri kelapa sawit sama sekali, yang kami tolak adalah kerusakan-kerusakan lingkungan. Jadi kalau pada praktiknya, industri menerapkan nilai-nilai ramah lingkungan, tentu kami tidak menolak,” katanya.

Sembiring menambahkan, industri kelapa sawit ini harus didukung karena berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat terdapat sekitar 42 juta orang yang terlibat di dalam industri ini.

Sementara itu, , Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Musdalifah Machmud mengatakan, industri kelapa sawit memberikan kontribusi terbaik terhadap pertumbuhan GDP, sekalipun dibandingkan dengan industri minyak dan gas.
Karena itu hal yang terpenting adalah membawa bisnis kelapa sawit yaitu fokus pada tata kelola perkebunan yang ramah lingkungan.