Inflasi Ramadhan 2016 Terkendali

:


Oleh Amrln, Minggu, 10 Juli 2016 | 15:41 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 796


Jakarta, InfoPublik - Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode bulan Ramadhan tahun ini cukup terkendali dan relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Ramadhan dalam empat tahun terakhir.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara, dalam keterangan terulisnya yang diterima, Jumat (8/7).

Sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia, Inflasi IHK pada Juni 2016 tercatat 0,66% (mtm).Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah serta koordinasi yang kuat antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi bulan Ramadhan pada tahun ini.

Tirta menambahkan, inflasi terjadi di semua komponen dan terutama bersumber dari komponen bahan makanan bergejolak (volatile foods) dan komponen barang yang diatur Pemerintah (administered prices). "Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,06% (ytd) dan 3,45% (yoy)," ujarnya.

Ia menuturkan, inflasi komponen volatile foods (VF) tercatat sebesar 1,71% (mtm) atau 8,12% (yoy), lebih rendah dari rata-rata inflasi VF pada periode Ramadhan dalam empat tahun terakhir.

Inflasi komponen ini terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, kentang, wortel, beras dan daging sapi, seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadhan.

Namun, inflasi VF tertahan dengan menurunnya harga komoditas lainnya, khususnya bawang merah. Sementara itu, inflasi komponen administered prices (AP) tercatat sebesar 0,72% (mtm), atau secara tahunan mencatat deflasi sebesar 0,50% (yoy).

Inflasi komponen AP di bulan Juni ini terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota serta penyesuaian tarif listrik akibat kenaikan harga minyak dunia.

Di sisi lain, jelasnya, inflasi inti tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 0,33% (mtm) atau 3,49% (yoy). Perkembangan inflasi inti tersebut sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, menguatnya nilai tukar rupiah dan terkendalinya ekspektasi inflasi.

Ke depan, lanjut Tirta, inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4%±1% (yoy).