Toko Tani Upaya Menstabilkan Harga Pangan

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 7 April 2016 | 23:04 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 778


Jakarta, InfoPublik - Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menggelar kegiatan Toko Tani Indonesia (TTI) di tiga lokasi di pasar tradisional yaitu Pasar Ciplak Kalimalang dan Pasar Cijantung Jakarta Timur serta Pasar Rawasari Jakarta Pusat sebagai upaya stabilisasi harga pangan.

Stabilisasi ini bisa lebih efektif karena masyarakat mendapatkan komoditas pangan yang dijual langsung dari petani.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Gardjita Budi mengatakan, bazar murah ini merupakan upaya untuk mengendalikan harga pangan di tingkat konsumen. Sekaligus mensosialisasikan, bahwa harga komoditas pangan bisa murah tanpa harus merugikan petani.

"Di sini rakyat dapat harga bagus dan petani untung. Petani harus untung, tidak dirugikan, itu yang nomor satu," ujar Gardjita dalam acara bazar murah Toko Tani Indonesia di Pasar Tradisional Cijantung, Jakarta, Kamis (7/4).

TTI ini dilakukan dengan cara bermitra Gapoktan (gabungan kelompok tani) sehingga mereka bisa menjual produknya dengan harga murah tetapi mereka (petani) tidak dirugikan karena kita membeli dengan harga yang sesuai, kata Gardjita.

Dengan mendirikan tenda di sekitar area pasar, sejumlah komoditas yang dijual, antara lain beras yang dipatok dengan harga Rp7.500 per kilogram, bawang merah Rp 10.000 per tiga ons dan cabai rawit merah Rp 7.000 per dua ons, dan cabai merah keriting Rp 9.000 per tiga ons.

Harga itu lebih murah bila dibandingkan dengan data di Pasar Induk Beras Cipinang. Harga beras termurah adalah Rp 8.100 per kg, bawang merah Rp 40.000 per kg sampai dengan Rp 52.000 per kg, cabai rawit merah Rp 40.000 - Rp 48.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 32.000 per kg - Rp 35.000 per kg.

Menurut Gardjita Budi, toko tani saat ini masih menggunakan tenda dan sifatnya masih sementara. Akan tetapi, ke depannya akan dibangun Toko Tani Indonesia yang lebih permanen seperti di ruko di pasar tradisional dan tidak hanya harus di pasar lokasinya, tetapi bisa di permukiman.

"Komoditasnya apa? Tergantung apa yang dibutuhkan, tetapi yang penting adalah beras. Gapoktan memungkinkan membeli dengan harga murah," katanya.

Dengan Toko Tani Indonesia, pihaknya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa berdagang bahan pangan bisa dengan langsung membeli kepada para petani.

Ia juga mengemukakan bahwa saat ini kerap terjadi ketika panen raya memadai, petani "diinjak" karena harga yang dibeli di tingkat petani murah. Akan tetapi, anehnya masyarakat sebagai konsumen akhir mendapatkan harga yang relatif mahal.

"Mudah mudahan dalam waktu dua sampai tiga minggu lagi sudah ada yang permanen, jadi masyarakat bisa langsung ke kios toko tani di sejumlah titik," katanya.

Gardjita menekankan, "Intinya petani mendapatkan harga penjualan yang menguntungkan sehingga nantinya masyarakat juga mendapatkan harga yang murah."

Melalui kegiatan Toko Tani Indonesia, dia berharap memperpendek rantai pasok pangan sehingga masyarakat konsumen juga dapat membeli pangan dengan harga murah.

Diharapkan pula akan terbentuk struktur pasar baru.

Sebagai informasi, beras yang disediakan pada bazar berasal dari Serang, bawang merah dari Nganjuk, sedangkan cabe rawit merah dan cabe merah keriting dari Garut. Sementara beras yang disediakan kurang lebih 500 kg langsung ludes terjual.