Perlu Pendekatan Teknis dan Non Teknis Untuk Antisipasi Fluktuasi harga

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 22 Maret 2016 | 20:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta,InfoPublik - Kementerian Pertanian (Kemtan) menyebutkan pasokan bawang merah dan cabai merah di Indonesia secara umum sudah tercukupi. Namun harga bawang merah, cabai rawit dan cabai merah keriting masih mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Muhammad Syakir mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa pendekatan untuk mewujudkan swasembada dan antisipasi fluktuasi harga, yakni penangan on farm untuk mencukupi produksi dan pendekatan non teknis untuk penataan aktivitas panen, distribusi produksi, pemasaran dan kebijakan. "Harga bawang dan cabai pada saat Januari-Maret ditambah iklim sehingga terjadi kenaikan harga. Dua tahun terakhir kita gencar mensosialisasikan teknologi untuk menyikapi kegagalan," ungkap Syakir pada jumpa pers di kantor Badan Litbang Pertanian, Jakarta, Selasa (22/3).

Menurutnya, penyediaan varietas dan teknologi budidaya of season, serta teknologi penyimpanan dan pengolahan hasil saat produksi melimpah telah dilakukan pemerintah untuk menghadapi musim hujan dan kemarau yang kerap membuat harga meroket.

Syakir menambahkan, mahalnya harga bawang dan cabai adalah masalah non teknis seperti harga di tingkat pedagang dan jalur distribusi. Bukan pada masalah teknis atau produksi.

"Ada faktor teknis dan non teknis. Dan masalah bawang dan cabai ada di non teknis. Apalagi sekarang bawang dan cabai kita sudah kembangkan varietas baru jenis amfibi yang tahan di musim hujan dan musim kemarau," ujarnya.

Dia menegaskan, tak benar jika produksi baik bawang merah maupun cabai yang melonjak terjadi karena produksi menurun. "Produksi kita surplus. Hanya masalah di di non teknis. Kemudian lagi yang membuat harganya mahal karena masalah distribusi bawang merah yang tidak merata," tuturnya.

Selain itu, pihaknya  sudah siapkan benih sumber tetapi petani menggunakan benih sebar, memang sekarang penggunaan belum masif, supaya bagaimana mensosialisasikan ini. "Kita akan siapkan benih sumber, petani harus buat penangkar, bukan hanya bidang pangan seperti padi dan jagung tapi juga di bidang holtikultura," jelas dia.

Pendekatan non teknis terutama dilakukan untuk menata distribusi sentra produksi, distribusi hasil antar wilayah, pembenahan supply chain, serta menerbitkan regulasi untuk menjamin kecukupan dan distribusi produksi secara permanen.

"Suplai dan demand, suplai cukup cuma distribusi yang belum tertata dan perlu dioptimalkan karena berkembang central baru yang kami sosialisasikan, produksinya cukup tetapi distribusi kurang. Ke depan masyarakat teknologi bisa survive," ungkapnya.

Dari data produksi Kementan berdasarkan luasan tanam saat ini, produksi cabai rawit untuk bulan Maret sebesar 78.889 ton dengan kebutuhan 53.810 ton, cabai merah besar produksi 101.005 ton dengan kebutuhan 75.762 ton, serta bawang merah dengan produksi 90.133 ton dengan kebutuhan 80.070 ton.