Halau Serbuan Impor, Tata Kelola Pertanian Harus Diperbaiki

:


Oleh Baheramsyah, Sabtu, 19 Maret 2016 | 02:19 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 488


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah harus memperbaiki tata kelola dan tata niaga pertanian agar pertanian Indonesia segera bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Apalagi potensi alam Indonesia begitu besar untuk dikembangkan menjadi pusat pangan dan pertanian dunia.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Mahyudin saat membuka acara sosialisasi empat pilar dalam seminar nasional pendidikan ekonomi di  Universitas Muhammadiah Jakarta, Jumat (18/3).

Menurut Mahyudin, banyaknya produk makanan impor yang membanjiri pasar domestik. Karena kondisi itu jelas merugikan bagi petani dan pertanian Indonesia. Bahkan, kalau tidak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin banjirnya produk makanan impor di Indonesia bisa membunuh petani dan pertanian Indonesia.

Mahyudin mengatakan, pemerintah wajib memperbaiki tata kelola dan tata niaga pertanian, agar pertanian Indonesia segara bangkit. Apalagi potensi alam Indonesia begitu besar untuk dikembangkan menjadi pusat pangan dan pertanian dunia.

"Tidak susah, kita tinggal meniru apa yang dilakukan di luar negeri. Meningkatkan hasil panen dari 9 ton menjadi 14 ton, seperti di Vietnam ada caranya, kita tinggal meniru saja,” ujarnya.

Mahyudin menambahkan, apa yang dicapai sektor pertanian di negara asing sangat mungkin untuk diterapkan di Indonesia. Tinggal kemauan pemerintah saja yang menentukan. Misalnya saja pemerintah menurunkan suku bunga pertanian menjadi 3 persen dari yang selama ini 8 persen. Serta meningkatkan bantuan bagi para petani.

"Produk dari luar itu mestinya lebih mahal karena membutuhkan biaya transpor, pajak dan biaya produksi. Nyatanya sampai di Indonesia harga beras luar itu lebih murah, karena pemerintahnya banyak membantu. Seperti meningkatkan subsidi dan menurunkan suku bunga pertanian,” tuturnya.