Tambak Garam Milik Warga di Kupang Akan Dikelola BUMN

:


Oleh R.M. Goenawan, Kamis, 10 Maret 2016 | 15:45 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 3K


Jakarta, InfoPublik - Perusahaan BUMN PT Garam (persero) akan melakukan ekstensifikasi lahan dengan menggarap tambak garam masyarakat di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Direktur Utama PT Garam R. Achmad Budiono bahkan telah menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin di kantor Kementerian Perindustrian (Kemperin) untuk rencana ini.

“Kupang memiliki potensi tambak garam berkisar 7.000 hektare. Tahap pertama, kami akan mengoperasikan tambak masyarakat seluas 400 ha," ujar Dirut PT Garam Achmad Budiono di Jakarta, Kamis (10/3).

Achmad menjelaskan, PT Garam tidak akan mengakuisisi areal tambak tersebut, melainkan mengembangkan kemitraan plasma dengan petambak lokal. Pasalnya, pembebasan lahan kerap menemui masalah lantaran sebagian lahan merupakan tanah ulayat (adat).

Ia pun telah menghitung, dengan melihat luas dan potensinya, tambak tersebut bisa menghasilkan garam sebanyak 60 ribu ton. Kualitasnya pun menyamai garam industri dengan kadar NaCl di atas 97 persen.

Dengan begitu, pengembangan tambak garam di areal itu bisa berkontribusi menekan impor garam industri. Meski tidak ada investasi untuk akuisisi, Garam telah menyiapkan investasi untuk peralatan yang akan dibagikan ke mitra senilai Rp 25 miliar. Sumber pendanaan berasal dari kombinasi internal dan pinjaman bank.

Sebagai informasi, tahun ini, PT Garam menerima penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 300 miliar. Ekspansi Garam di NTT tidak berhenti sampai di situ. Perusahaan pelat merah itu juga berencana membangun fasilitas refinery garam dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun. Namun, PT Garam belum mengalkulasi secara detail investasi untuk proyek ini. "Kami akan mengundang investor swasta," katanya.

Dalam waktu dekat, PT Garam berencana mengajak Kemperin mengunjungi sejumlah wilayah di NTT, antara lain Kupang, Nagekeo, Mbai, dan Flores untuk melihat dari dekat potensi pengembangan garam di wilayah ini.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakui bahwa pengembangan garam di NTT selama ini masih terbentur persoalan lahan. Namun, melihat potensi yang begitu besar, Saleh meminta PT Garam mulai membangun industri garam di provinsi tersebut dengan pola kemitraan dengan petani setempat.