KPPU Ungkap Modus Permainan Harga Ayam dan Beras

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 23 Februari 2016 | 21:35 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 796


Jakarta, InfoPublik - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengungkap modus permainan harga daging ayam dan beras di Indonesia. Tercatat awal tahun ini harga kedua komoditas bergerak tidak wajar yang kerap melonjak naik.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan hal itu terjadi karena ulah perusahaan besar yang menguasai 80 persen pasar. Mereka diduga memainkan harga akibat pasokan berlebih.

“Kenapa perbentukan harga di industri unggas seperti itu? Hanya konsentrasi di PT Japfa Comfeed Indonesia dan PT Charoen Pokphand Jaya Farm,” ujar Syarkawi Rauf di Jakarta, Selasa (23/2).

Harga ayam anjlok, lanjut dia, karena perusahaan besar tersebut sudah menyimpan bibit ayam atau day aged duck (DOC) sejak tahun lalu dan sekarang sudah panen. Sehingga, pasokan yang ada lebih besar dari permintaan.

“Kenapa terjadi penguasaan hulu dan hilir. Nilai bisnis di industri itu Rp 450 triliun, kalau 80 persen dikuasai dua perusahaan sekitar Rp 370 triliun, ini angka luar biasa,” katanya.

Menurutnya, ini sudah masuk sebagai praktik duopoli. Sebab, kedua perusahaan memasok secara berlebihan hingga menekan harga ayam di peternak mandiri. “Ini bukan praktek kartel tapi penguasaan. Ada penguasaan pasar dan monopoli itu dua hal berbeda, duopoli karena dua perusahaan,” tuturnya.

Sementara, lanjut dia, praktik pengaturan harga di sektor komoditas beras terlihat dari perbedaan harga di lapangan antara pasar di Cipinang dan Karawang. Alasannya karena ongkos logistik.

“Ini kita lagi proses monitoring, akhir November dan awal Desember 2015 saya masuk Karawang harga Rp8.900-Rp9100 per liter, stok ada, pada saat yang sama di Cipinang tidak ada,” jelas dia.

Dia menambahkan kosongnya pasokan beras di Cipinang karena para pedagang lebih memilih menunggu beras dari Bulog. Nilai keuntungannya sendiri memang lebih besar.

“Ini siapa yang sengaja tidak mau terima beras Karawang di Cipinang? Alasannya beli di Karawang Rp8.900 per liter lalu jual Rp9.200 per liter. Di Cipinang teriak beras pasokan Bulog, harganya Rp8.300 per liter dijual Rp9.000 per liter saja dapat domain Rp700 per liter, kali jutaan ton per hari,” pungkasnya.