Delegasi DEWG G20 Labuan Bajo Ketagihan Kopi Tuk Asal Flores

:


Oleh Jhon Rico, Rabu, 20 Juli 2022 | 20:38 WIB - Redaktur: Untung S - 322


Labuan Bajo, InfoPublik - Kopi Tuk khas Flores yang hadir di stan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 di Labuan Bajo pada 20-22 Juli 2022, membuat ketagihan para delegasi dan tamu undangan yang hadir.

Pemilik Florasta Barista Kopi Tuk, Agustinus Suban Puka, menyatakan para delegasi dan tamu undangan sangat suka dengan Kopi Tuk asal Flores hasil racikanya sendiri.

"Saya sangat gembira dan senang, karena bisa ada di sini untuk melayani para tamu atau delegasi. Tadi ada yang sudah masuk (ke ruang meeting), dan kembali lagi ke sini. Mereka sepertinya senang dan ketagihan," kata Agustinus ketika ditemui InfoPublik di Hotel Meruorah Komodo, Labuan Bajo, Rabu (20/7/2022).

Agustinus yang keseharianya berdagang kopi keliling di sekitar Labuan Bajo menyatakan, Kopi Tuk racikanya yang paling disukai oleh para delegasi adalah jenis Florasta Blend.

Kopi Tuk jenis Florasta Blend dalam proses penggilingannya, biji kopi ditumbuk hingga halus menggunakan alat tradisional seperti lesung. Sehingga rasanya berbeda dengan kopi yang lain.

"Florasta Blend adalah racikan saya sendiri. Sehingga rasanya beda. Terlebih kopi itu tingkatan sangrainya, saya sangrai sendiri. Sehingga kematangan kopi itu menghasilkan rasa dan aroma yang pas," jelas dia.

Metode penyeduhan pun dilakukan dengan sederhana. Air mendidih dituangkan ke gelas yang sudah terisi kopi.

Menurut Agustinus, kopi ini sangat pas untuk menemani menikmati matahari tenggelam di Labuan Bajo yang memanjakan mata.

Ia pun mengaku sangat senang dan bangga bisa dilibatkan dalam pameran di event DEWG G20 itu. Ia yakin para delegasi G20 sudah tidak asing dengan citarasa kopi Flores yang sudah cukup populer bagi pecinta kopi dunia.

Ia menjelaskan, Florasta Blend adalah perpaduan antara Kopi Arabika Bajawa dan Robusta Manggarai.

"Jadi itu campuran dua jenis kopi yang bertemu di dalam satu gelas menjadi kopi tuk. Rasanya unik, tidak terlalu pahit dan asam. Aromanya juga pas sehingga banyak disukai," terang dia.

Menurut Agustinus, untuk Kopi Arabika tumbuh di dataran tinggi Flores di ketinggian 800 hingga 1.200 meter di bawah permukaan laut (mdpl). Sedangkan Kopi Robusta Manggarai tumbuh di 300 hingga 1200 mdpl.

Ia berharap dengan adanya event pertemuan DEWG G20, kopi asal Flores bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, khususnya di mancanegara.

Dalam pertemuan ketiga DEWG itu, para pelaku UMKM diajak untuk mempromosikan produknya melalui pameran UMKM.

Produk yang mereka pasarkan di antaranya, kain tenun, kopi, snack atau cemilan, minuman tradisional (sari kunyit dan jahe), souvenir dan produk lainnya.

Tak hanya itu, tiga perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia (provider) jasa layanan telekomunikasi selular seperti Telkomsel, Indosat dan XL Axiata juga ikut memeriahkan pameran tersebut.

Termasuk WIR Group yang menampilkan teknologi metaverse yakni melalui virtual reality dan augmented reality.

Dalam pertemuan ketiga DEWG itu, hadir 20 delegasi negara-negara G20 terdiri atas 17 delegasi hadir fisik dan 3 delegasi menghadiri secara virtual. Hadir pula dua negara undangan serta tiga organisasi internasional, yakni International Telecommunication Union (ITU), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).

Hadir juga perwakilan kampus Perguruan Tinggi nasional, yakni Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.

Foto: Ryiadhy Budhy Nugraha/ InfoPublik