Geliat Ekonomi di Gelaran Asian Games 2018

:


Oleh Taofiq Rauf, Sabtu, 25 Agustus 2018 | 18:18 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 386


Jakarta, InfoPublik – Gelaran pesta olah raga terbesar negara Asia, Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang menjadi berkah bagi, Ahmad (20th). Bermodalkan “nampan” yang digunakannya sebagai wadah ratusan stiker kecil dan pita merah-putih, ia menjajakan dagangannya berkeliling di sekitar Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Datang dari Palembang saat pembukaan, Ahmad mengaku hanya memanfaatkan momen Asian Games 2018 untuk menjajakan dagangannya. Kos di daerah Bekasi, ia setiap pagi telah berada di sekitar GBK.

Tidak mengganggu, karena ia memang berdagang sambil berkeliling. Masyarakatpun merasa terbantu karena bisa mendapatkan pernak pernik merah putih, walaupun tidak menonton pertandingan.   

“Saya hanya jalan-jalan saja sekitar GBK, tidak nonton. Tapi ingin mendukung atlet Indonesia dengan memakai pernak pernik merah putih. Saya ikut semangat walaupun tidak menonton, makanya saya beli stiker merah putih untuk sekedar ditempel di pipi,” ujar Juariah, ibu rumah tangga yang datang ke GBK hanya sekedar melihat suasana kemeriahan Asian Games 2018, Sabtu (25/8/2018).

Ahmad sendiri tak menyembunyikan kebahagiannya karena ia bisa meraup penghasilan hingga Rp1 juta setiap harinya. “Dapat keuntungannya lumayan,” ujarnya seraya menambahkan usai Asian Games dirinya akan langsung kembali ke kampung halamannya di Palembang.

Penghasilan terbesarnya yang mencapai Rp1 juta diperolehnya jika ada pertandingan bulutangkis yang melibatkan atlet-atlet Indonesia.

“Tapi bukan hanya untuk meraup keuntungan. Saya juga ikut semangat mendukung pejuang-pejuang olahraga Indonesia. Semoga Indonesia berjaya,” katanya menutup percakapan.

Jika Ahmad berdagang skala kecil, lain lagi dengan Yohanis (40th) pedagang baju dengan skala yang lebih besar. Momen Asian Games, ia  bisa meraup banyak untung dari jualan baju bertema pesta olah raga terbesar negara Asia.

Biasanya ia berkeliling menggunakan mobil dan memarkirkannya di sekitar lokasi yang menjadi arena pertandingan. Tak hanya di Jakarta, di bogor dan Subangpun menjadi tempat tujuannya.

“Setiap hari saya lihat jadwal pertandingan yang sekiranya ramai penonton. Besoknya saya dibantu istri akan langsung menuju tempat tujuan,” katanya.

Yohanis sendiri adalah pemilik konveksi yang sehari-hari beraktivitas di daerah Pulogadung Jakarta Timur. 

Setiap hari biasanya ia membawa 1000 hingga 1.500 baju dan jaket dan akan hanya tersisa sekitar 100 saja. Omsetnya tak main-main, mencapai puluhan bahkan ratusan juta. Untuk baju kaos, Yohanis mematok harga tak mahal, hanya Rp70 ribu, dan jaket Rp250 ribu.

"Tak hanya penonton, bahkan saat di Bandung, ada atlet negara luat yang membeli dagangan kami,” ujarnya.

Asian Games 2018 Jakarta dan Palembang memang telah menjadi berkah. Tak hanya bagi atlet yang mampu mengukir prestasi nantinya, tapi lebih dari itu, sektor lainpun ikut terkerek dan bergeliat memanfatkan momen. Seperti yang terjadi pada Ahmad dan Yohanis.  (TR/)