Lamtoro Bukan Sekadar Tanaman Pelindung Pencegah Erosi

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Kamis, 19 Juli 2018 | 08:08 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 5K


Surabaya InfoPublik - Siapa yang tidak kenal lamtoro, di Jawa Timur, tanaman yang disebut juga petai Cina ini, merupakan sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan).

Tanaman bernama latin Leucaena leucocephala ini sering digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Tanaman yang berasal dari Amerika ini sudah ratusan tahun diperkenalkan ke Indonesia untuk kepentingan pertanian dan kehutanan.

Masyarakat di peddesaan menfaatkan lamtoro sebagai sumber kayu bakar, dan pakan ternak. Di tanah-tanah yang cukup subur, lamtoro tumbuh dengan cepat dengan ukuran dewasa mencapai 13-18 meter dalam waktu tiga sampai lima tahun.

Peneliti dari Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian Indonesia, Surip Mawardi menuturkan,  lamtoro sangat tepat dijadikan tanaman pelindung bagi petani.khususnya untuk tanaman kopi dan jenis tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan lainnya.

Surip mengatakan, lamtoro memiliki komposisi yang baik sebagai tanaman pelindung. Misalnya, tegakan yang padat (lebih dari 5.000 pohon per hektare) mampu menghasilkan riap kayu sebesar 20 hingga 60 meter kubik per hektare per tahun.

Pohon lamtoro yang ditanam sendirian dapat tumbuh mencapai gemang 50 cm. Jika ditanam di dekat-dekat pohon lainnya, maka pohon di sampingnya akan kekurangan sinar matahari. Oleh sebab itu, biasanya lamtoro ditanam sebagai pohon pelindung/peneduh, dan untuk menanggulangi terjangan angin ribut. “Tumbuhan ini juga dapat dipakai untuk pupuk hijau dengan cara membenamkan daun pangkasnya sebagai pupuk dalam tanah,” terangnya yang dikutip melalui laman resmi Perhutani.

Lebih lanjut dikatakannya, awalnya pemanfaatan lamtoro sebagai rambatan hidup tanaman vanili. Lamtoro adalah salah satu jenis polong-polongan serbaguna yang paling banyak ditanam dalam pola pertanaman campuran (wanatani).

Pohon ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 3-10 meter, di antara larikan-larikan tanaman pokok. Kegunaan lainnya adalah sebagai pagar hidup, sekat api, penahan angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang melilit seperti lada, vanili, markisa dan gadung, serta pohon penaung di perkebunan kopi dan kakao.

“Di hutan-hutan tanaman jati yang dikelola Perhutani di Jawa, lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan tanah (erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah. Perakaran lamtoro memiliki nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen dan banyak menghasilkan daun sebagai sumber organik,” ujarnya.(MC Diskominfo Prov Jatim/non-hjr/eyv)