Padi Hibrida Dinilai Efektif Meningkatkan Produksi Pangan Nasional

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 10 Juli 2018 | 00:31 WIB - Redaktur: Juli - 346


Jakarta, InfoPublik - Dalam meningkatkan produksi pangan nasional di era lahan pertanian yang makin terbatas, bisa dilakukan dengan mengoptimalkan produksi padi di area yang ada, salah satu caranya dengan menanam padi hibrida yang terbukti efektif.

Ketua Kompartemen Tanaman Pangan Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo) Yuwono Leksana mengatakan, petani sebenarnya bisa menggunakan padi hibrida untuk mendapat produksi yang tinggi.

"Produktivitas padi hibrida 20 sampai 30 persen lebih tinggi," katanya dalam diskusi yang digelar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (9/7).

Menurutnya, Padi Ciherang yang menjadi favorit para petani memiliki produktivitas sebesar 5-6 ton per hektare. Sementara produktivitas padi hibrida berada di angka 7-9 ton per hektare.

"Tambahan satu ton per hektare saja sudah cukup untuk meningkatkan produksi nasional," kata Yuwono, yang juga sebagai Corteva Agriscience.

Ia melanjutkan, apalagi petani Indonesia telah lama mengenal teknologi hibrida yakni jagung hibrida. Sebanyak 70 persen jagung di Indonesia adalah hibrida yang telah dikenal sejak 2001. Sedangkan untuk padi hibrida menjadi pilihan di banyak negara Asia yakni China, India, Bangladesh dan Filipina.

Saat ini, penggunaan padi hibrida bersertifikat secara nasional masih di bawah. "Kurang dari 100 ribu hektare dari 14 juta hektare lahan yang ada," katanya.

Sementara penggunaan benih padi bersertifikat baru mencapai sepertiga (75 ribu ton). Sisanya, dua pertiga, dari benih penangkaran sendiri. Hal ini karena perusahaan benih memang belum banyak memproduksi benih padi hibrida.

Produksi padi hibrida masih sangat rendah di angka 10 ton hingga 20 ton benih per tahun. Kebutuhan benih hibrida mencapai 2.000 sampai 3.000 ton per tahun. Saat ini, biaya produksi benih padi hibrida di atas Rp 50 ribu per kg. "Kita harus menjual lebih tinggi dari itu dan itu menjadi tantangan," ujarnya.

Selain itu, produksi benih padi hibrida baru bisa dilakukan setelah pelepasan oleh Kementerian Pertanian. Setelah dilepas, baru kemudian perusahaan mengajarkan bagaimana memproduksi benih kepada para petani penangkar.