Kemenristekdikti Tanam Padi Varietas Inpari Sidenuk di Kampar

:


Oleh G. Suranto, Rabu, 16 Mei 2018 | 14:34 WIB - Redaktur: Juli - 549


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar Bakti Teknologi Untuk Negeri dengan penanaman padi perdana, varietas inpari Sidenuk di desa Pulau Tinggi, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.

Kegiatan ini sebagai rangkaian Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-23 yang akan dipusatkan di Riau pada Agustus mendatang,

Adapun, penakaran benih padi dengan metode program IPAT BO (Intensifikasi Padi Aerob Terkendali-Berbasis Organik) ini  menggunakan lahan seluas 5 hektare.

Diketahui, hasil dari teknologi IPAT BO diklaim mampu mengurangi penggunaan air, mengurangi pemakaian pupuk anorganik, serta menghemat bibit. Selain itu, IPAT BO juga mampu menaikkan produktivitas lahan sampai dua kali lipat.

Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan, penanaman padi sidenuk, selain untuk menambah keragaman jenis benih padi di Riau juga untuk mendorong bertambahnya minat petani sebagai penangkar di daerah, khususnya  di Kabupaten Kampar, sebab baru ada sekitar 4 orang penangkar padi sawah yang masih aktif.

“Dengan bantuan teknologi IPAT BO, potensi produktivitas padi varietas Inpari Sidenuk rata-rata per hektare bisa mencapai 9-11  ton dengan waktu tanam hanya 3 bulan. Karenanya, berkat teknologi ini, selain  menjadi solusi untuk penuhi kebutuhan pangan tapi juga kesejahteraan petani pun akan semakin meningkat,” kata Jumain dalam rilisnya yang diterima, Rabu (16/5).

Disebutkan, Kemenristekdikti akan terus menumbuh kembangkan inovasi di berbagai daerah di Indonesia. Menjadikan inovasi sebagai salah satu alat untuk mendorong nilai tambah produktivitas tanaman padi, meningkatkan kesejahteraan petani dan membuat petani menjadi mandiri melalui implementasi teknologi benih dan sistem penanaman padi yang efektif dan efisien.

“Sesuai dengan amanat  Presiden Jokowi, kita harus mampu mengembangkan sendiri seperti kreativitas dan berinovasi serta  memiliki jiwa wirausaha  atau entrepreneur. Petani harus didorong terus dari segi wawasan keilmuan dan teknologi karena dunia semakin berkembang, seperti misalnya hasil panen tidak hanya menjadi konsumsi semata namun juga bisa dijual secara online  dalam bentuk  kemasan beras yang siap edar,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Hendig Winarno,  Deputi Kepala  BATAN yang  menyebut, varietas Inpari Sidenuk sudah ditanam secara massif di 24 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan hasil yang cukup menggembirakan.

Saat ini, pihaknya juga terus mengembangkan varietas yang lebih unggul. sehingga mampu mengatasi tantangan ketahanan pangan. Tercatat, Batan  telah menghasilkan 22 varietas padi yang sudah dikembangkan sejak 1982 hingga 2014.

Disebutkan, dalam mendukung swasembada pangan, Batan tidak hanya mengembangkan bibit unggul tanaman pangan, tetapi juga telah berhasil mendapatkan fomula biofertilizer yang bermanfaat bagi penyuburan tanah.

“Kami berharap hilirisasi hasil  litbang iptek nuklir dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dengan harapan mampu meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pemanfaatan iptek nukilr,” imbuhnya.

Sementara itu, Yudi Suryata, perwakilan dari PP Kerja selaku produsen/penagkar benih mengatakan,  teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Tualar Simarmata salah satu dosen Universitas Padjadjaran (Unpad).

Metode ini dikembangkan sebagai satu solusi karena adanya permasalahan di lingkungan petani, yang cenderung menanam padi dengan kebutuhan air cukup tinggi.

“Prof Tualar merancang satu metode penanaman dengan  teknologi hemat air, hemat pupuk anorganik, serta hemat benih. Teknologi ini menitik beratkan pada manajemen kekuatan biologis tanah, tata air, manajemen tanaman dan pemupukan berbasis organik secara terpadu,” paparnya.

Di tempat yang sama, Bupati Kampar yang diwakili staf ahli bidang ekonomi dan pembangunan, Aliman Makmur menyampaikan, potensi pertanian khususnya persawahan di Kabupaten Kampar sangat besar, namun membutuhkan  inovasi teknologi  serta dukungan peralatan pertanian yang  modern. Saat ini, Kabupaten Kampar memiliki lahan persawahan seluas 5149  hektare lebih dengan produksi rata-rata 5-6 ton per hektare.

“Mudah-mudahan, dengan Varietas Sidenuk ini  dapat meningkatkan hasil produktivitas petani serta memberikan nilai tambah yang sejalan dengan visi Kabupaten Kampar yakni  pengembangan 3I (Infrastruktur, Investasi dan Industri). Selain dapat membantu peningkatan kesejahteraan  petani, juga dapat  mewujudkan swasembada pangan tahun 2019 sesuai harapan Bupati Kampar Aziz Zaenal," ujarnya.