Utang Luar Negeri Triwulan I-2018 Tetap Terkendali

:


Oleh lsma, Rabu, 16 Mei 2018 | 09:24 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 260


Jakarta, InfoPublik - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan perkembangan Utang Luar Negeri (ULN) total pada triwulan I 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Hal ini tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan I 2018 yang tercatat stabil di kisaran 34%. Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.

Menurutnya, brdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,1% dari total ULN.

"Bank Indonesia berkoordinasi dengan Pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," kata Agusman di Jakarta, Selasa (15/5).

Ia menjelaskan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan I 2018 tumbuh melambat. ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2018 tercatat sebesar 358,7 miliar dolar AS, terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 184,7 miliar dolar AS serta utang swasta sebesar 174,0 miliar dolar AS. ULN Indonesia pada akhir triwulan I 2018 tersebut tumbuh sebesar 8,7% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 10,4% (yoy).

Perlambatan pertumbuhan ULN tersebut disebabkan oleh ULN sektor pemerintah dan sektor swasta yang tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Kemudian, lanjutnya, selain untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kegiatan produktif dan investasi, ULN pemerintah juga digunakan untuk turut mendukung komitmen terhadap pendanaan hijau yang ramah lingkungan.

Hingga akhir triwulan I 2018, ULN pemerintah tercatat sebesar 181,1 miliar dolar AS yang terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh non-residen sebesar 124,8 miliar dolar AS dan pinjaman kreditur asing sebesar 56,3 miliar dolar AS. ULN Pemerintah pada akhir triwulan I 2018 meningkat 3,8 miliar dolar AS dari triwulan sebelumnya.

"Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan Global Sukuk sebesar 3 miliar dolar AS, yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai 1,25 miliar dolar AS sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan," jelasnya.

Sementara di sisi SBN, kata Agusman, investor asing masih mencatat net buy SBN pada triwulan I 2018. Perkembangan ini tidak terlepas dari kepercayaan investor asing atas SBN domestik yang masih tinggi antara lain ditopang peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) pada tanggal 7 Maret 2018.

Di sisi lain, ULN swasta tumbuh melambat terutama dipengaruhi oleh ULN sektor industri pengolahan dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA).

Secara tahunan, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor LGA pada triwulan I 2018 masing-masing tercatat sebesar 4,4% dan 19,3%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan meningkat dan pertumbuhan ULN sektor keuangan relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,2%, relatif sama dengan pangsa pada triwulan sebelumnya," pungkasnya.