Angkasa Pura II Ditarget Selesaikan Bandara Jenderal Besar Soedirman Akhir 2019

:


Oleh Dian Thenniarti, Selasa, 24 April 2018 | 10:14 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 248


Jakarta, InfoPublik - Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga memperoleh dukungan Presiden Joko Widodo.

Angkasa Pura II diminta menyelesaikan pembangunan di akhir 2019. "Presiden sangat mendukung dikembangkannya bandara ini agar terciptanya konektivitas antar daerah, peningkatan kualitas angkutan udara, dan tentunya membuka potensi daerah Jawa Tengah lainnya, yaitu Purbalingga," ujar Awaluddin, saat peninjauan rencana pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Wirasaba-Purbalingga oleh Presiden Jokowidodo yang juga didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin (23/4).

Presiden Jokowi berharap dengan adanya Bandara Jenderal Besar Soedirman ini dapat memberikan manfaat kepada 9 Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yaitu Purbalingga, Banjar Negara, Kebumen, Banyumas, Pemalang, Tegal, Brebes, Wonosoba, serta kota Tegal dan muncul titik-titik pertumbuhan baru di Purbalingga dan sekitarnya.

Dengan nilai investasi sebesar Rp350 miliar, lanjut Awaluddin, pihaknya ingin menghadirkan Bandara Jenderal Besar Soedirman dalam versi yang lebih modern dan memiliki standar pelayanan yang baik bagi pengguna jasa.

Rencananya Bandara Jenderal Besar Soedirman akan dikembangkan menjadi lebih besar dan untuk penerbangan sipil, yaitu dibangunnya landasan pacu berukuran 1600 m x 30 m, pembangunan apron berukuran 70 m x 70 m, pembangunan taxiway berukuran 85 m x 15 m, dan pembangunan terminal penumpang seluas 3000 m2 dengan kapasitas 300.000 penumpang per tahun.

Menurut Awaluddin, selain sisi udara, Fasilitas penunjang lainnya juga akan dibangun antara lain Tempat parkir kendaraan mobil dan motor seluas 4092 m2 yang mampu menampung sebanyak 70 kendaraan mobil dan 172 kendaraan motor. Dengan dimensi landasan pacu yang akan dibangun dan diperpanjang menjadi 1600 m x 30 m nantinya bandara ini akan mampu melayani penerbangan dengan pesawat jenis ATR-72.

"Konsep terminal terinsipirasi dari rumah Joglo yang merupakan rumah tradisional Jawa Tengah yang dikombinasikan dari tiga jenis Joglo, yaitu Joglo Limasan melambangkan warga yang Guyub, Joglo Mengkurat sebagai tanda selamat datang, dan Joglo Ageng yang merupakan simbol dari Gunung Slamet. Terminal ini nantinya juga akan mengadopsi berbagai unsur kearifan lokal yaitu batik, ukiran, hingga pewayangan.

Pembangunan terminal, runway, dan fasilitas penunjang lainnya nantinya akan mulai dilaksanakan setelah dilaksanakan penandatanganan Serah Terima Aset dan Serah Terima Operasi dari TNI Angkatan Udara kepada PT Angkasa Pura II (Persero).

Dibangunnya Bandara Jenderal Besar Soedirman oleh PT Angkasa Pura II (Persero) nantinya diharapkan dapat berkontribusi terhadap wilayah Purbalingga dalam hal-hal antara lain:

- Mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui konektivitas dan kemaritiman;

- Penguatan infrastruktur daerah untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor utama seperti Pariwisata dan Perindustrian; 

- Berperan penting dalam menarik investor potensial, baik yang berasal dari domestik maupun asing untuk berinvestasi di wilayah Purbalingga; dan 

- Mengintegrasikan usaha-usaha BUMN di bawah Sinergi BUMN sehingga mampu mendukung pertumbuhan kinerja BUMN di masa depan.

"Selain pengembangan bandara, kami juga akan melihat potensi maskapai untuk membuka penerbangan dari dan menuju Purbalingga. Mengingat Purbalingga memiliki destinasi pariwisata yang menarik yang akan mampu mendorong potensi wisata di daerah Jawa Tengah yang kaya akan wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata sejarah," pungkas Awaluddin.

Bandara Jenderal Besar Soedirman berjarak 11 km dari pusat kota Purbalingga, dan berdiri di lahan seluas 115 hektare yang saat ini menjadi pangkalan udara militer tipe C yang dikelola TNI Angkatan Udara. 

Kondisi dan fasilitas yang dimiliki Bandara Jenderal Besar Soedirman saat ini antara lain: landasan pacu rumput berukuran 850 m x 50 m, apron berukuran 100 m x 45 m, taxiway 30 m x 25 m, dan hanya mampu melayani pesawat jenis Casa 212.