Dinkes Kota Padang Lakukan Ketuk Pintu Untuk Antisipasi TB

:


Oleh MC KOTA PADANG, Kamis, 12 April 2018 | 04:45 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Padang, InfoPublik - Dinas Kesehatan Kota Padang menjalankan program“ketuk pintu” yang fokus pada antisipasi dan penanggulangan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Myctobacterium Tubercolusis atau yang dikenal dengan Tuberkulosis (TB).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Feri Mulyani, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Gentina, Rabu (11/4), mengatakan, Program “Ketuk Pintu” untuk menanggulangi masalah TB sedini mungkin dan dilakukan  pada 22 Puskesmas  di Kota Padang. 

Sebab Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menggalakkan program“Ketuk Pintu” yang bertujuan mendatangi rumah warga agar ditemukan kasus-kasus baru sehingga pengobatan dapat dilakukan sesegera mungkin dan meminimalisir penularan TB.

Gentina mengatakan, sulitnya mengurangi jumlah penderita TB di Kota Padang karena banyaknya mitos yang beredar pada masyarakat, di antaranya, jika seseorang mengalami batuk berdarah maka orang tersebut terkena guna-guna. 

Kemudian adanya mitos penyakit TB tidak dapat disembuhkan, dan mitos-mitos lainnya yang menyebabkan penderita TB diasingkan dari masyarakat.

"Dampak dari mitos tersebut penderita TB tidak mau memeriksakan dirinya berobat  ke Puskesmas jika mengalami gejala TB. Padahal, faktanya penyakit ini dapat disembuhkan jika pasien rutin dan patuh dalam menjalani pengobatan,”jelas  dokter Gentina.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah TB di antaranya  menjaga kebersihan lingkungan dan mengatur sirkulasi udara di tempat tinggal dengan baik. Selain itu, olahraga secara rutin juga penting dalam membangun sistem pertahanan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

Pasien yang sudah mengidap TB pun dapat melakukan pencegahan penularan terhadap anggota keluarganya dengan menjemur kasur yang digunakan, serta membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam ruang rumahnya karena kuman TB dapat mati jika terkena sinar matahari, sebut Gentina.

 “Selama ini yang terjadi adalah penderita TB malah diasingkan oleh keluarganya, dan ditempatkan di kamar yang gelap dan tidak terkena sinar matahari. Padahal hal ini malah memperburuk keadaan, dan merupakan cara yang salah,”kata Gentina.

Maka dari Dinas Kesehatan mengimbau agar masyarakat tidak malu untuk memeriksa diri ke Puskesmas. Apalagi bila ada satu orang diantara keluarga terkena TB.  

Selain itu bagi penderita TB agar rutin untuk meminum obat. Karena jika malas, nantinya malah akan semakin parah menyebabkan kuman kebal terhadap obat. Sehingga penyembuhannya butuh waktu bertahun-tahun.

Beberapa tahun belakangan angka kasus penyakit TB cukup tinggi di Padang sebut Gentina, terlihat pada 2015 sebanyak 1.651 orang yang positif terkena TB baik yang ditemukan BTA (+) maupun ekstra paru. Sedangkan tahun 2016 terjadi 1.598 kasus TB, sebanyak 841 merupakan BTA (+). (mcPadang/Wina/Irwandi Rais/toeb)