Pengembang Bangun Rumah Murah Masyarakat Penghasilan Rendah

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Jumat, 6 April 2018 | 09:41 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 288


Surabaya, InfoPublik - Sejumlah pengembang yang tergabung dalam Perkumpulan pengembang perumahan seluruh Indonesia (Apersi) bertekad memperjuangkan pembangunan perumahan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Ketua DPD Perkumpulan Apersi Jawa Timur, Mas Guruh Sapto Widodo disela-sela pelantikan pengurus DPD Perkumpulan Apersi Jawa Timur di Surabaya, Kamis (5/4) mengatakan, saat ini asosiasi telah beranggotakan 167 pengembang yang sudah berpengalaman membangun perumahan, setiap anggota itu diharapkan bisa membangun 100 unit rumah subsidi di tiga lokasi berbeda pada tahun ini.

Diharapkan, hal tersebut bisa terwujud, karena bisa mengurangi angka backlog di Jawa Timur yang masih tinggi. Pengembang biasanya memiliki dua atau tiga lokasi perumahan subsidi yang akan dibangun. Perumahan subsidi dengan harga jual Rp130 juta/unit itu, diakui Guruh cukup besar peminatnya khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tak heran, jika sudah dibangun langsung habis ketika dipasarkan.

Untuk menggenjot pembangunan rumah subsidi, Perkumpulan Apersi bakal menggelar beberapa program kerja, mulai dari audiensi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait penyederhanaan sertifikat saat splitsing (pemecahan sertifikat), misalnya untuk MBR biayanya bisa Rp 400-500 ribu dari semula Rp 900-1,2 juta. Selain itu proses waktu yang dibutuhkan dalam spletsing diharapkan tidak terlalu lama.

Perkumpulan Apersi juga akan mengoptimalkan dukungan pembiayaan baik dari perbankan yang mendukung proyek perumahan subsidi. Demikian pula dengan PT. PLN, dalam penyediaan jaringan hingga penyambungan diharapkan antara daerah yang satu dengan lainnya bisa merata.

Sementara Sekretaris Jenderal DPP Perkumpulan Apersi, Hendro Rosanto menjelaskan, membangun rumah subsidi harus dimulai dari keikhlasan pengembang, sebab margin keuntungan yang didapat sangat kecil dibandingkan rumah komersil. Biasanya, lanjut Hendro, pengembang dalam membangun komplek hunian menerapkan komposisi 20  persen rumah komersil dan 80 persen rumah subsidi. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-ryo/TR)