UKM Batam Bakal Diajak Promosi ke Thailand

:


Oleh MC KOTA BATAM, Jumat, 23 Maret 2018 | 07:49 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 403


Batam, InfoPublik  - Pendamping Usaha Kecil Menengah (UKM) bersama Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Batam akan membawa pelaku UKM promosi produk ke Thailand. Hal ini disampaikan oleh Pendamping UKM Batam, Fatma Nandra dalam kegiatan Temu Konsultasi KUMKM Kota Batam dalam Rangka Penanganan Dampak Perdagangan Bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Hotel Travelodge, Kamis (22/3).

"Tahun 2016 kita promosi ke Singapura, 2017 ke Konsulat Jenderal dan Halal Park Malaysia. Dan tahun ini rencananya ke Thailand," kata Nandra.

Sejak mendampingi Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) di 2016, pendamping sudah melakukan banyak hal. Di antaranya membantu pemasaran baik di pasar lokal Batam, maupun daerah lain melalui daring atau online.

"Tahun lalu kita kerjasama dengan Telkom di belanja.com. Kita ajarkan KUMKM pemasaran online juga lewat Instagram," ujarnya.

Kepala Bidang Fasilitasi Mitigasi Risiko Usaha Dampak Globalisasi, Asisten Deputi Perlindungan Usaha, Deputi Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Sutrisminingsih mengatakan tahun ini ada tiga pendamping KUMKM di Batam. Hasil seleksi dari rekrutmen pendamping di 2016.

"Kita pilih yang terbaik. Masing-masing mendampingi minimal lima UKM. Dan UKM-nya yang berbeda dari tahun-tahun lalu," kata Ningsih.

UKM yang didampingi memiliki produk yang berbeda-beda. Di antaranya produk makanan atau kuliner, hingga kerajinan tangan.

"Mereka yang kita bina sekarang ini sebagian besar sudah stabil, dari mikro menuju usaha kecil, bukan start up lagi," kata dia.

Adapun fokus pendampingan tahun ini adalah ke perluasan pasar. Karena tujuan akhir dari produksi suatu produk adalah penjualan.

Oleh karena itu perlu ada peningkatan kualitas produk. Antara lain dalam hal kemasan, izin usaha, dan sebagainya.

"Pendamping kita ini sebagai perpanjangan tangan Kementerian, sudah mampu mengajari UKM untuk pemasaran online, akses perbankan untuk permodalan, standarisasi, PIRT, dan lain-lain," sebutnya.

Ningsih mengatakan pendampingan KUMKM ini sudah berlangsung sejak 2016. Tahun yang sama pemberlakuan MEA. Ada enam wilayah yang mendapat fasilitas pendamping, yaitu Batam, Tasikmalaya, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.

Batam dipilih, kata Ningsih, karena berada di daerah perbatasan. Akses keluar masuk produk dari Indonesia ke negara tetangga Singapura dan Malaysia lebih mudah.

Tujuan temu konsultasi ini adalah memberikan wawasan kepada para pendamping bagaimana mekanisme pendampingan di 2018. Serta untuk mengetahui masalah UKM yang akan didampingi sehingga saat pendampingan tinggal melanjutkan prosesnya. (MC Batam Kartika/Eyv)