Harga Jagung Turun di Bawah HAP, KTNA Minta Bulog Harus Beli

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 5 Februari 2018 | 09:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 412


Jakarta, InfoPublik - Program Upaya Khusus Kementerian Pertanian (Kementan) sukses meningkatkan produksi jagung. Beberapa daerah sedang panen sehingga luas panen jagung pada Januari 2018 sekitar 770 ribu hektare dan Februari ini sekitar 1 juta hektare.

Namun, harga jagung saat ini di beberapa daerah yang merupakan sentra produksi turun di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP). Hal ini terungkap dari data Pusat Informasi Pasar (PIP) per tanggal 2 Februari 2018.

Tercatat, penurunan harga jagung terjadi di Kabupaten Bireun Rp3.100 per kg, Gayo Lues Rp2.900, Asahan Rp2.500, Barito Selatan Rp2.500, Tapin Rp2.800 dan Minahasa Selatan Rp2.700.

“Selain itu, penurunan harga jagung di bawah HAP pun terjadi di kabupaten sentra produksi Sulawesi Selatan, yaitu Bantaeng mencapai Rp2.900 dan Jeneponto Rp2.800 per kilogram,” kata Ketua Umum Kerukunan Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Winarno Tohir di Jakarta, Minggu (4/2).

Winarno mengatakan, mendapat laporan bahwa harga jagung pun jatuh di Kabupaten Kuningan dan Sulawesi Utara. Di Sulawesi Utara harga jagung kadar air 17 persen hanya Rp2.200 per kilogram. 

"Adapun sesuai dengan Permendag Nomor 47/M-DAG/PER/2017 tentang Harga Acuan Pembelian (HAP) di petani untuk jagung dengan kadar air 15 persen yakni Rp3.150 per kg," tuturnya.

Winarno menilai penurunan harga jagung ini harus segera disikapi agar tidak membuat petani merugi. Sebab dapat berdampak pada gagalnya upaya pemerintah dalam mewujudkan amanah Nawacita Jokowi-JK yakni mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Harga di bawah HAP berdampak nyata pada kesejahteraan petani dan menggagalkan visi Nawacita Jokowi. Apalagi pesan Presiden Jokowi bahwa petani tidak boleh merugi, harus sejahtera,” tuturnya.

“Kuncinya Bulog dan semua pihak harus turun membelinya,” imbuhnya.

Akan hal ini, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementan Agung Hendriadi menegaskan selain berkomitmen meningkatkan produksi, juga menjamin kesejahteraan petani. Karena itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan Bulog agar menyerapnya sesuai HAP.

“Kami juga akan mendorong perusahaan pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) untuk membeli jagung petani,” ungkapnya.

Agung menyebutkan padahal harga jagung di beberapa daerah atau sentra produksi lainnya sangat menguntungkan petani atau di atas HPP. Misalnya di Kabupaten Bima mencapai Rp4.000 per kg, Mandailing Natal Rp3.400, Serdang Bedagai Rp3.300, Ogan Ilir Rp 4.600, dan Garut Rp3.400 per kg.

“Petani tidak boleh rugi, untuk itu harga di semua daerah minimal sama dengan HAP,” tegasnya.

Sementara itu, pada Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan beberap hari lalu (1/2), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan akan menugaskan Bulog untuk menyerap empat komoditas pangan strategis.

“Kami akan menugaskan agar Bulog agar serap empat pangan strategis yaitu yakni padi, jagung, cabai dan bawang merah,” katanya.