Kementan Minta Tegal Kejar Target LTT November

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 17 November 2017 | 10:17 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 374


Jakarta,InfoPublik - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Spudnik Sujono mendorong segenap pihak di Kabupaten Tegal mengejar target luas tambah tanam (LTT) padi untuk November 2017.

Saat ini, baru sekira 500 hektare dari target 7.700 hektare. "Tadi saya sudah hitung-hitung, ini harus kerja keras, karena dari 7.700, baru 500-an," ujar Spudnik dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (17/11).

Dirjen Hortikultura merupakan Penanggung Jawab Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai (Upsus Pajale) di Jawa tengah.

Spudnik juga meminta, agar Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) segera menyampaikan proposal tentang permohonan bantuan. Sehingga, bisa segera direalisasikan. "Semakin cepat, semakin baik," kata peraih gelar doktor dari Universitas Brawijaya (Unibraw) ini.

Pada kesempatan tersebut, Spudnik juga meminta seluruh pihak agar bekerja sungguh-sungguh, baik pratanam hingga pascapanen. Diharapkan pula harga beli di tingkat petani demi meningkatkan kesejahteraannya. "Seperti kata Pak Menteri, 'Petani harus kaya'," jelas mantan Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tegal, Khofifah, menyatakan, salah satu persoalan yang menyebabkan rendahnya target LTT November adalah hujan tak turun di seluruh wilayah. Meski demikian, optimis target akan terealisasi, karena sudah mencanangkan beragam kegiatan.

"Petakan kembali daerah yang cepat turun hujan, kita manfaatkan pompa-pompa air tanah dangkal, permukaan, membangun long storage. Jadi, bisa airi lahan lebih luas," urainya.

Di sisi lain, Khofifah menerangkan, mayoritas petani di Tegal telah mengadopsi mekanisasi, sejak pratanam sampai pascapanen. Hanya sebagian wilayah yang belum menggunakan combine harvester, lantaran masih ada buruh tani.

Bahkan, Tegal telah mewujudkan kedaulatan pangan. Sebab, ketersediaan berasnya mampu mencukupi 1,6 juta penduduknya hingga sembilan bulan ke depan. Hal ini terjadi, karena realisasi tanam dan produksi kerap melampaui target serta beragam bantuan pemerintah.

Agar pertanian di Tegal terus bergeliat, Pemkab terus mendorong generasi muda terjun ke sektor agraria. Mereka umumnya dikerahkan untuk berperan di UPJA. "Ada lulusan Fakultas Teknik Sipil, sekarang jadi kaya. Umur 32 tahun. Ini bukti pertanian bisa menarik," terangnya mencontohkan cerita sukses salah seorang pemuda di Tegal, karena bertani.

Pada kesempatan sama, Dandim 0712/Tegal, Letkol Kav Kristiyanto, mengatakan pihaknya siap menyukseskan program pemerintah menuju kedaulatan pangan, khususnya di Tegal. Salah satu caranya, menerjunkan sekitar 250 personel Babinsa di 18 kecamatan se-Tegal tiap hari.

"Kita dari jajaran Kodim kerahkan seluruh Babinsa di Koramil-Koramil. Tiap Babinsa temui Gapoktan di desa untuk dorong dan pantau, amati petani. Habis panen, agar segera tanam. Lahan sudah siap," bebernya. Karenanya, optimis targer LTT November terealisasi.

Kata Dandim Kristiyanto, pihaknya juga turut mengawal distribusi bantuan dari pemerintah, seperti pupuk dan benih, hingga penjualan gabah petani ke Badan Urusan Logistik. Alhasil, tak ada kendala berarti sejak pratanam sampai pascapanen.