Menperin: Prospek Industri Perhiasan Menjanjikan, dan Mampu Serap Tenaga Kerja

:


Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 26 Oktober 2017 | 23:01 WIB - Redaktur: Juli - 165


Jakarta, InfoPublik - Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, prospek bisnis industri perhiasan di Indonesia masih cukup menjanjikan. Selain mulai membaiknya kondisi perekonomian nasional tahun ini, potensi pengembangan sektor ini juga didukung dengan populasi penduduk yang besar, pertumbuhan kelas menengah, dan faktor kultur masyarakat Tanah Air.

“Untuk jumlah industri perhiasan di Provinsi Jawa Timur, saat ini sebanyak 26 industri berskala besar dan menengah, serta sekitar 1.854 industri berskala kecil yang tersebar di berbagai sentra industri seperti Surabaya, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Lumajang dan Pacitan,” jelas Airlangga seperti yang disampaikan dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (26/10).

Disebutkan, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 17.600 orang, yang berdampak pada meningkatnya ekonomi nasional serta mengurangi kemiskinan. 

Menperin menambahkan, industri perhiasan merupakan salah satu sektor andalan bagi Jawa Timur. Hal ini terlihat dari kontribusi nilai ekspor produk perhiasan yang mencapai USD3,44 miliar atau sebesar 19,17 persen dari total ekspor non-migas di Jawa Timur. Atau 64,42 persen dari total ekspor produk perhiasan nasional senilai USD5,34 miliar. Negara tujuan ekspor produk perhiasan terbesar dari Jawa Timur pada 2016 adalah Swiss, Jepang, Singapura dan Hongkong.

“Namun, negara pesaing utama ekspor produk perhiasan Jawa Timur di pasar internasional datang dari Belgia, Israel, Inggris dan India untuk perhiasan batuan permata dan negara Italia, Tiongkok, Swiss dan Thailand untuk produk perhiasan logam mulia,” kata Airlangga.

Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengungkapkan, salah satu langkah tepat untuk menjadikan produk perhiasan Indonesia semakin dikenal oleh seluruh masyarakat dunia adalah dengan memfasilitasi kegiatan promosi baik melalui pameran di dalam maupun luar negeri sekaligus dapat menguatkan branding nasional di tingkat global.

Salah satu contohnya, Direktorat Jenderal IKM Kemenperin ikut serta memeriahkan Surabaya Jewellery Fair 2017. Pameran yang digelar oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) ini telah diselenggarakan sejak 22 tahun lalu, dengan diikuti para peserta dari mancanegara.

“Kami terus berpartisipasi mengikuti pameran ini sebagai ajang promosi IKM lokal dalam memperkenalkan produk perhiasan terbaiknya kepada masyarakat luas,” kata Gati saat menghadiri pameran dimaksud di Surabaya.

Pada pameran Surabaya Jewellery Fair tahun ini, Ditjen IKM memfasilitasi 29 stan perhiasan yang terdiri dari perhiasan emas, perak, mutiara dan aksesoris perhiasan lainnya. Perhiasan perak berasal dari Bali dan Yogyakarta. Juga terdapat batu mulia yang berasal dari Aceh, Banjarmasin, Pacitan, Banten, Jakarta, dan Sukabumi. Untuk aksesoris perhiasan berasal dari daerah Solo, Semarang, dan Yogyakarta. 

Melalui pameran ini, Gati berharap, para IKM perhiasan dapat saling bersinergi sehingga tercipta dampak positif, baik bagi pelaku industri perhiasan maupun masyarakat secara umum sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas.

“Tak hanya itu, kami ingin juga para IKM perhiasan untuk selalu meningkatkan kualitas produknya dengan inovasi, perkaya kreativitas dan desain, agar dapat bersaing di pasar domestik maupun internasional,” sebutnya.