SDN Paringin Selatan 1 Kembangkan Budidaya Ikan dengan Sistem Bioflok

:


Oleh MC Kabupaten Balangan, Senin, 23 Oktober 2017 | 23:35 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Paringin, Infopublik - Setelah berhasil menyandang status sebagai sekolah adiwiyata nasional, SDN Paringin Selatan 1 terus menciptakan terobosan.

Salah satu terobosan yang tengah diupayakan yakni menjalin kemitraan dengan dunia usaha, yaitu de’Papuyu Farm yang beralamat di Jalan Pondok Pinus, Kelurahan Loktabat Utara, Banjarbaru.

Saat ini kiprah de’Papuyu Farm lagi tren di kawasan regional Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah karena mengembangkan budidaya ikan sistem bioflok.

Hilmi Ariffin pemilik usaha pelatihan dan pengadaan sarana budidaya ikan sistem bioflok mengatakan kesepakatan kerja sama (MoU) dengan SDN Paringin Selatan 1 ini merupakan salah satu bentuk kepedulian unit usahanya pada dunia pendidikan.

"SDN Paringin Selatan 1 dipilih karena merupakan sekolah yang akan ikut dalam penilaian sekolah adiwiyata mandiri pada tahun 2018 nanti," ujarnya.

Menurutnya sistem budidaya ikan ini ramah lingkungan, hal ini sejalan dengan program sekolah adiwiyata serta selaras dengan visi dan misi sekolah.

Lebih lanjut, selain memberikan bantuan dua unit kolam bundar berdiameter 2 meter dan bahan-bahan atau larutan penyusun bioflok, de’Papuyu Farm juga memberikan pengetahuan berupa bimbingan disertai penjelasan seputar budidaya ikan sistem bioflok.

"Budidaya ikan sistem bioflok ini tidak sulit untuk dilakukan karena bahan-bahannya mudah didapat seperti terpal, drum, dan fiber untuk medianya, kaporit, molase/tetes tebu/gula merah, probiotik (Pro-Papuyu), garam krosok/curah, dan kapur dolamit (pertanian) untuk membuat biofloknya serta tidak memerlukan banyak tempat dan sangat menguntungkan," jelasnya.

Bioflok sendiri berasal dari kata Bios yang berarti kehidupan dan Floc (Flock) yang berarti gumpalan, berdasarkan kedua kata tersebut maka dapat didefinisikan bahwa biofloc adalah kumpulan dari berbagai organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll) yang tergabung dalam gumpalan (flok) sebagai bioreaktor alami dan berfungsi sebagai makanan ikan.

Ditegaskannya, bahwa konsep dasar bioflok adalah daur ulang senyawa nitrogen anorganik (terutama amonia yang bersifat racun bagi ikan) menjadi protein sel mikroba (microbial protein).

Dalam prosesnya bahan organik dalam kolam diaduk dan diaerasi agar terlarut dalam kolom air untuk merangsang perkembangan bakteri heterotrof aerobik menempel pada partikel organik, kemudian bahan organic diuraikan, agar menyerap mineral seperti amonia, fosfat dan nutrient lain dalam air.

Yang pada akhirnya menghasilkan kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik serta ammonia didaur ulang menjadi detritus kaya protein yang dapat menjadi makanan buat ikan atau udang.

"Untuk jenis ikan yang dibudidayakan melalui sistem bioflok di SDN Paringin Selatan 1 adalah ikan patin, walaupun sebetulnya jenis ikan lain seperti lele, papuyu, serta haruan juga bisa," ujarnya.

Adapun keuntungan penerapan budidaya ikan sistem bioflok banyak sekali diantaranya efisien air (sedikit pergantian/penggunaan air), tidak tergantung sinar matahari, padat tebar lebih tinggi (bisa mencapai 3.000 ekor/m³), produktifitas tinggi, efisien pakan, efisien lahan, ramah lingkungan/air tidak berbau malah dapat dijadikan pupuk tanaman, daging gurih dan padat. (MC Balangan/Elhami/Eddy)