Palang Sumber Air Rawa Biru Sudah Dibuka, Air Kembali Normal

:


Oleh MC Kabupaten Merauke, Rabu, 11 Oktober 2017 | 06:23 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 308


Merauke, Infopublik - Setelah Rawa Biru sempat dipalang beberapa waktu lalu, kini masyarakat Merauke sudah bisa menikmati aliran air karena masyarakat dari Suku Kanum telah mencabut palang atau sasi pada tanggal 8 Oktober lalu jam 3 sore.

Dengan demikian aliran air yang sempat terhenti sekarang sudah berjalan normal.

Direktur PT Wedu Merauke, Katrina Rapar kepada wartawan, Senin (9/10) mengemukakan bahwa pemalangan dibuka memang dilakukan pada jam 3 sore karena saat pemalangan dahulu juga dilakukan pada jam yang sama.

Nampak hadir pada pembukaan pemalangan Bupati Merauke, jajaran SKPD, unsur TNI, Polri dan masyarakat setempat. Pada saat itu juga mesin pompa otomatis langsung hidup dan hingga saat ini masih pada tahap pengisian pipa.

Ketika pemalangan dilakukan, sejumlah pipa memang mengalami kekosongan namun sebagian pelanggan airnya sudah mulai mengalir. Diakui tekanannya memang masih kecil untuk sementara waktu. Untuk itu dengan normalnya pelayanan pihaknya tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bupati atas peran serta membantu menyelesaikan permasalahan ini.

Terlebih lagi pemerintah juga akan memaksimalkan perhatian kepada warga dan menjadikan Rawa Biru sebagai kampung binaan bekerjasama dengan beberapa instansi terkait dan pemerintah.

Selain itu diharapkan Rawa Biru bisa menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Merauke selain menjadi sumber air utama bagi masyarakat. Ke depan pihaknya mengharapkan tidak ada lagi kejadian serupa karena aksi pemalangan menyebabkan pelayanan PT Wedu menjadi terhambat. Selain itu jika ada isu-isu yang didengar dan belum tentu kejelasannya agar masyarakat tidak terprovokasi.  

Tidak ada lagi isu-isu yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu yang dapat membuat masyarakat terpengaruh. Apalagi PT Wedu dengan masyarakat Rawa Biru telah menjalin hubungan yang sangat baik selama ini. Oleh karena itu sangat disayangkan jika hanya karena faktor kesalahpahaman menyebabkan hubungan menjadi terganggu. Jika mendapatkan berita atau informasi yang belum tentu kebenarannya dihimbau untuk dikroscek kembali.  

Sebelumnya saat ditemui oleh wartawan Jumat (6/10) lalu, Katrina juga menyampaikan bahwa terkait dengan aksi pemalangan Rawa Biru memang menyebabkan pengaliran air ke sebagian pelanggan menjadi terhenti. Namun pelayanan tidak serta merta lumpuh total karena tetap bisa berjalan melalui jalur pompa langsung atau melalui sumur-sumur yang ada di wilayah Muli. Namun begitu pihaknya tetap berharap agar masalah tersebut segera selesai sehingga pengaliran dapat berjalan normal seperti saat ini.

Menurutnya, air merupakan kebutuhan yang utama bagi seluruh makhluk hidup, tidak hanya untuk manusia saja. Untuk itu aksi pemalangan jangan sampai menghambat pelayanan kepada masyarakat karena di dalam undang-undang juga jelas tercantum bahwa air, gas adalah hak negara untuk mengelola demi kepentingan masyarakat. Jika pemalangan dilakukan maka itu berarti sudah menghambat pelayanan kepada seluruh masyarakat di daerah ini. Begitu pula halnya dengan jajaran PT Wedu yang bertugas melayani hajat hidup orang banyak.

Patut disyukuri karena sudah dilakukan upaya-upaya oleh pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pemerintah sudah mengadakan pertemuan dengan perwakilan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya guna berdiskusi dan berkoordinasi sehingga aksi pemalangan dapat diakhiri.

Tidak hanya itu, ke depan pemerintah akan lebih memperhatikan masyarakat di Rawa Biru di segala bidang sehingga pembangunan yang ada dapat berjalan dengan baik. Termasuk memberdayakan warga setempat yang sudah berusia dewasa atau lulus SMA dan perguruan tinggi untuk difasilitasi bekerja di pemerintahan maupun di PT Wedu. (McMrk/01/ngr)