Politeknik Industri Logam Morowali Jadi Pusat Inovasi Teknologi

:


Oleh Wawan Budiyanto, Senin, 18 September 2017 | 21:26 WIB - Redaktur: Juli - 517


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian (Menperin) menilai, Politeknik Industri Logam Morowali akan menjadi pusat inovasi teknologi dan pengembangan produk berbasis nikel.

Sekolah tinggi vokasi yang pembangunannya difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tersebut merupakan salah satu best practice dalam pelaksanaan pendidikan yang mengusung konsep link and match dengan dunia industri.

“Selain menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap kerja, kampus ini akan melakukan pengembangan riset-riset terapan yang bekerja sama dengan industri,” kata Menperin Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis kepada Infopublik, Senin (18/9) saat meresmikan Politeknik Industri Logam Morowali, Sulawesi Tengah.

Menurut Menperin, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang terampil adalah faktor penting dalam memacu pertumbuhan industri, selain melalui pengembangan teknologi dan peningkatan investasi.

“Adanya politeknik ini, kami yakini akan mendukung penambahan investasi di industri pengolahan logam, khususnya di wilayah Sulawesi dan Indonesia bagian timur,” ujarnya.

Politeknik Industri Logam Morowali diharapkan dapat memberdayakan masyarakat lokal agar memiliki kompetensi sesuai kebutuhan perusahaan-perusahaan yang berada di dalam kawasan industri Morowali. Saat ini, kawasan yang memiliki luas 2.000 hektare (ha) tersebut telah diisi sebagian besar oleh pabrik smelter berbasis nikel dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang.

Apabila beberapa perusahaan yang saat ini masih tahap konstruksi sudah beroperasi penuh, Kawasan Industri Morowali akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 80 ribu orang. Apalagi, industri logam nasional mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainnya pada kuartal II tahun 2017 yang mencapai 7,5 persen.

Hal ini bisa berdampak pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja karena adanya investasi baru dan ekspansi. Airlangga menjelaskan, sejak awal pendirian Politeknik Industri Logam Morowali, Kemenperin dan pelaku industri telah merancang bersama, mulai dari identifikasi kebutuhan kompetensi, kurikulum, dan pemilihan tenaga pengajar.

“Implementasi sistem pembelajarannya akan terintegrasi antara pendidikan di kampus dengan praktik kerja di industri atau yang disebut dual system,” jelasnya.

Politeknik seluas 30 ha ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan penelitian yang lengkap. Misalnya, ruang kelas, laboratorium, bengkel kerja, pusat inovasi, gedung direktorat, dan perpustakaan. Sarana penunjang tersebut untuk mempercepat proses alih teknologi dan menjadikan sebagai center of excellence industri nikel di wilayah timur Indonesia.

Politeknik Industri Logam Morowali menerapkan pendidikan berkualitas dengan beasiswa dan ikatan kerja. Bahkan, selama satu tahun pertama, mahasiswa akan mendapatkan fasilitas asrama yang disediakan oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) selaku pengelola Kawasan Industri Morowali.

Pembangunan kawasan ini merupakan hasil kerja sama antara Bintang Delapan Group dari Indonesia dengan Tsingshan Group dari Tiongkok. Angkatan pertama di politeknik ini sebanyak 96 mahasiswa, yang telah dinyatakan lulus ujian saringan masuk dari 679 peserta sejak dibuka pendaftaran pada 14 Juli 2017. Mereka berasal dari Morowali, Palu, Kendari, dan Makassar. Program studi dengan jenjang D-III ini, nantinya menghasilkan lulusan Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi, serta Teknik Kimia Mineral.

“Kepada para mahasiswa yang akan menjalani pendidikan selama tiga tahun ke depan, manfaatkanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, karena pendidikan di Politeknik Industri Logam Morowali ini didesain untuk melatih saudara dengan disiplin dan sikap kerja sesuai dengan kebutuhan industri saat ini,” harapnya.

Sementara itu, Chairman Indonesia Morowali Industrial Park Halim Mina memproyeksikan, Kawasan Industri Morowali akan membutuhkan tenaga kerja langsung sebanyak 25 ribu orang dengan jenjang D-III dan D-IV pada tahun 2025.

“Kami membutuhkan banyak tenaga kerja profesional pada level supervisi. Diharapkan, Politeknik Industri Logam Morowali menghasilkan anak-anak bangsa yang dapat menguasai kemampuan teknologi pembuatan pabrik yang ada di kawasan industri ini,” ucapnya.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memberikan materi kuliah perdana kepada para mahasiswa angkaan pertama Politeknik Industri Logam Morowali. Menperin serta Menrisetkdikti menandatangani prasasti Pembukaan dan Kuliah Perdana Politeknik Industri Logam Morowali.

“Kami memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada Kemenperin yang memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Logam Morowali ini karena telah melibatkan industrinya dengan dunia pendidikan. Pasalnya, negara dan industri bisa maju kalau sumber daya manusianya berkualitas baik. Sekali lagi, kami selaku kementerian di bidang pendidikan tinggi sangat mendukung langkah yang diinisiasi oleh Kemenperin ini untuk mengembangkan akademik,” kata Menristekdikti.