Butuh Kerjasama Dalam Pengelolaan Pengembangan Ekowisata

:


Oleh MC Kabupaten Bone Bolango, Senin, 18 September 2017 | 08:16 WIB - Redaktur: Kusnadi - 452


Bone Bolango, InfoPublik – Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) membutuhkan kerja sama dari semua pihak dalam rangka pengelolaan pengembangan ekowisata yang ada di kawasan TNBNW di wilayah Kabupaten Bone Bolango. 

Sebab, jika ekowisata ini dikelola secara maksimal, tentu manfaatnya sangat besar terhadap peningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang ada di kawasan TNBNW itu sendiri.

Hal ini diutarakan Kepala Balai TNBNW yang diwakili Penyuluh Kehutanan Muda, Taufik Hamzah pada penutupan pelatihan pengembangan ekowisata di tiga desa penyangga, yakni Desa Tunggulo, Kecamatan Tilongkabila, Desa Lombongo, Kecamatan Suwawa Tengah, dan Desa Tulabolo di Kecamatan Suwawa Timur, yang diselenggarakan oleh TNBNW dan EPASS di Hotel Sentris, Kota Gorontalo, Minggu (17/9).

Taufik Hamzah pun berharap setelah pelatihan ini, baik dari Balai TNBNW, EPASS, Pemda Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango maupun dari masyarakat sekitar taman nasional ke depannya bisa menjalin kerjasama dalam pengelolaan pengembangan ekowisata yang ada di kawasan TNBNW itu.

Dia juga berharap, masyarakat yang ada di kawasan TNBNW, khususnya SPTN Wilayah I Suwawa ke depan bisa mandiri dalam meningkatkan kesejahteraannya.

”Jika masyarakat sejahtera, Insya Allah taman nasional akan aman, karena masyarakat tidak tergiur lagi oleh apapun, sebab sudah mampu meningkatkan kesejateraannya secara mandiri,”ujarnya.

Dikatakannya, SPTN Wilayah 1 Suwawa memiliki tiga destinasi wisata alam yang saat ini akan dikembangkan seperti bukit Peyapata di Desa Tunggulo, Kecamatan Tilongkabila, air terjun Lombongo di Desa Lombongo, Kecamatan Suwawa Tengah dan wisata Hungayono di Desa Tulabolo di Kecamatan Suwawa Timur.

“Mudah-mudahan pengembangan tiga destinasi ekowisata ini bisa diterima masyarakat setempat. Intinya kami berharap dalam pengembangan ekowisata ini semua pihak bisa terlibat bahkan dari Dinas Pariwisata pun bisa terlibat dalam pengembangan ekowisata yang ada di TNBNW,” tandasnya.

Sebelumnya, Hanom Bashari mewakili dari  Enhancing Protected Area System In Sulawesi (EPASS), menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dari semua pihak, terutama dari para peserta sehingga pelaksanaan pelatihan pengembangan ekowisata ini berjalan dengan baik dan sukses.

”Kami berharap setelah pelatihan ini ada tindaklanjut dan implementasi ditingkat lapangan sesuai yang sudah direncanakan oleh peserta untuk dilaksanakan di tempat masing-masing,” harapnya.

Sementara itu, Camat Suwawa Timur, Maxmillian Ali mewakili peserta pelatihan mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada TNBNW dan EPASS yang telah memfasilitasi peserta dalam rangka pelatihan pengembangan ekowisata khususnya di tiga desa penyangga di kawasan TNBNW ini.

“Insya Allah ke depan ketiga desa penyangga ini menjadi obyek wisata alam maupun ekowisata bagi kita khususnya masyarakat di Provinsi Gorontalo. Yang tentunya diharapkan juga bisa menghasilkan PAD bagi ke tiga desa itu sendiri,” tuturnya.

Kepada TNBNW dan EPASS, Maxmilian Ali berharap ada kerjasama dan koordinasi terus menerus dalam rangka pengembangan ekowisata di tiga kawasan desa penyangga tersebut agar benar-benar menjadi peluang bagi pemerintah dan terutama masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya dan menurunkan angka kemiskinan.

Kepala Seksi Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo, Supriyatno Kusnadi, menambahkan, dalam pengembangan ekowisata ini dibutuhkan komitmen bersama, karena pariwisata sekarang ini sudah menjadi unggulan nasional.

”Ada lima komponen yang bisa mengembangkan ekowisata ini, yakni pemerintah, swasta, akademisi, media, dan komunitas ekowisata,”tutupnya. (MC Bone Bolango/Hms/Kadir/Kus)