Petani Sawah Tadah Hujan Harapkan Pembangunan Irigasi

:


Oleh Kab. Pulang Pisau, Kamis, 4 Mei 2017 | 05:52 WIB - Redaktur: Tobari - 3K


Pulang Pisau, InfoPublik – Warga masyarakat Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, yang saat ini mengelola sawah tadah hujan, mengharapkan pemerintah bisa membuatkan sistem pengairan (irigasi) persawahan sehingga para petani tidak lagi hanya mengandalkan hujan untuk mengelola sawahnya.

Musim hujan merupakan berkah tersendiri bagi petani padi, karena ketersediaan air merupakan faktor penting dalam bercocok tanam padi. Petani menanam padi dengan memanfaatkan air hujan pada lahan tadah hujan.

Tetapi tidak semua air hujan dapat bertahan lama di persawahan petani lokal Pulang Pisau saat ini, karena tidak semua petani yang lahannya berada di dataran rendah. Sehingga sistem irigasilah yang menjadi harapan petani di Pulang Pisau, mengingat persawahan di jalan rey dua berdekatan dengan Sungai Kahayan Pulang Pisau.

Hasan (38) saat ditemui reporter Media Center Kabupaten Pulang Pisau di pinggir sawahnya jalan Rey dua Pulang Pisau, Rabu (3/5) sore, mengatakan untuk saat ini padi yang ditanam sangat tergantung dengan musim hujan.

Apabila tidak ada hujan maka petani disini tidak berani mengambil resiko untuk bercocok tanam pada lahan yang mengalami kekeringan air. Irigasi merupakan alternatif untuk pengairan sawah tadah hujan, karena lebih efektif sistem pengairannya untuk di lahan dataran tinggi dan dataran rendah.

Mengingat lokasi persawahan petani disini dekat dengan sungai Kahayan harapan ke depannya Pemerintah Daerah (Pemda) Pulang Pisau bisa membuatkan sistem pengairan (irigasi) persawahan yang bisa diatur buka tutup saluran airnya.

Sehingga pemanfaatan irigasi pada sawah tadah hujan dapat mengurangi gangguan hama pada tanaman dengan cara menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air yang bersumber dari pintu irigasi air Sungai Kahayan.

Untuk saat ini kami petani di pinggiran jalan rey dua ini menanam padi dengan sistem sawah tadah hujan yang mengharapkan datangnya musim hujan, musim tanam padi pada sawah tadah hujan antara bulan Maret dan April. “Bila hujan bulan Maret dan April tidak ada, maka akan terjadi kekeringan,” ujarnya.

Selain itu, Uyun (41), petani lokal lainnya yang lokasi sawahnya bersebelahan dengan Hasan, mengatakan apabila lahan mengalami kekeringan, hama seperti tikus, orong-orong dan ulat batang membuat pertumbuhan padi yang ditanam tidak dapat tumbuh sempurna. Serta gulma yang tumbuh di sela-sela padi akan menghambat pertumbuhan padi tersebut.

Syukurnya hujan untuk tahun ini sesuai harapan, tapi tidak tahu ke depan, karena tidak semua petani disini yang pada musim hujan sawahnya terisi air dapat bertahan lama, ada sebagian persawahan milik petani lainnya berada didataran tinggi.

“Untuk itu lah mengapa irigasi menjadi harapan kami bersama sehingga kedepannya bercocok tanam bisa dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu musim hujan,” tegasnya. (MC. Pulang Pisau/Ktut/toeb)