Menperin: Kunjungan Wapres AS Diharapkan Mampu Tingkatkan Kerjasama Industri

:


Oleh Wawan Budiyanto, Kamis, 20 April 2017 | 22:03 WIB - Redaktur: Elvira - 834


Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengharapkan, kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Michael Richard Pence ke Indonesia dapat meningkatkan hubungan bilateral khususnya di sektor perekonomian termasuk kegiatan ekspor Indonesia ke AS.

Selain itu, harapannya kunjungan kenegaraan tersebut juga bisa lebih meningkatkan kerja sama dan investasi di sektor industri. 

"Selama ini neraca dagang kita dengan AS positif. Kami mendorong mereka agar tertarik berinvestasi di sektor industri pembangkit listrik, kemudian industri digital, dan industri consumer product," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (20/4). 

Menurutnya, sektor-sektor yang cukup berkembang di Indonesia itu dapat ditingkatkan kerja sama yang lebih baik dengan AS. Lantaran, Indonesia masih membutuhkan transfer teknologi dari negeri Paman Sam tersebut. 

“Kami juga mendorong bahwa apa yang diproduksi di Indonesia tidak diproduksi di AS, dalam arti complimentary. Ekspor kita banyak di tekstil dan sepatu,” ujarnya.

Sementara itu pada hal lain, Menperin memuji berlangsungnya pesta demokrasi dalam Pilkada DKI Jakarta yang aman dan tertib sehingga mampu memberikan sinyal positif kepada dunia internasional. 

“Proses demokrasi telah berjalan dengan damai dan aman. Itu memberikan sinyal positif bahwa di Indonesia proses demokrasi berjalan baik dan transparan,” ungkapnya.

Airlangga menilai secara keseluruhan dari gelaran Pilkada DKI Jakarta tidak mempengaruhi aktivitas industri. Pasalnya, pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar pelaku industri dapat menjalankan bisnisnya dengan baik dan diharapkan para investor juga aktif berekspansi di Indonesia.

“Untuk lingkungan industri positif dan tidak ada yang terganggu baik itu investasi di sektor industri tetap berjalan seperti biasa,” tegasnya.

Meskipun Jakarta menjadi ibu kota negara, menurutnya, bukan berarti kondisi iklim industri di Jakarta mencerminkan iklim industri di Indonesia secara keseluruhan. “Karena masih ada kota-kota lain di Indonesia yang juga menjadi penyumbang pasar industry,” pungkasnya.