BMKG : Hujan Es Umum Terjadi Saat Pancaroba

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 29 Maret 2017 | 16:44 WIB - Redaktur: Juli - 903


Jakarta, InfoPublik - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena hujan es seperti yang terjadi di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan pada Selasa (28/3) kemarin merupakan fenomena alam yang umum terjadi di musim peralihan (pancaroba).

Kepala BMKG Andi Eka Sakya menjelaskan, fenomena hujan es biasanya memang terjadi saat musim pancaroba, yakni antara bulan Maret, April, hingga Mei. 

"Selama tiga bulan inilah biasanya fenomena hujan es masih akan terjadi. Jadi imbauan untuk masyarakat selalu waspada namun anggap ini adalah fenomena yang normal saja," ujarnya usai acara Penandatanganan Kerja Sama (PKS) Sistem Prakiraan dan Peringatan Dini Banjir Pesisir/Rob antara BMKG, PUSAIR, KKP, BIG, dan BNPB di Kantor BMKG, Rabu (29/3).

Menurut Andi, terkait fenomena hujan es ini pihaknya sudah mengeluarkan peringatan dini dan penjelasan melalui berbagai sarana informasi, sehingga warga juga bisa mengakses aplikasi informasi BMKG yang bisa diunduh di app store maupun android.

BMKG menyatakan, fenomena hujan es yang terjadi tersebut di kawasan tropis merupakan fenomena cuaca alamiah. Indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat dimana satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.

Kondisi ini diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00, dan 07.00 LT, kurang 4.5°celcius disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb lebih 60 persen.

Selain itu, mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol. Tahap berikutnya, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu dan hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (Cb), dan dahan atau ranting pepohonan di sekitar mulai bergoyang cepat.

Kemudian terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.

"Jika satu hingga tiga hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak," ungkapnya.