144 Kecamatan di Sumbar Rawan Longsor

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 8 Maret 2017 | 11:13 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat (Sumbar) masuk dalam 16 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat yang diprediksi berpotensi terjadi gerakan tanah, sehingga rawan longsor.

"Sebanyak 144 kecamatan di wilayah 16 kabupaten/kota, Provinsi Sumatera Barat, berpotensi gerakan tanah dengan kategori menengah hingga tinggi pada Maret 2017," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (8/3).

Menurut Sutopo, data tersebut dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebagai peringatan dini kepada pemerintah daerah setempat. Kategori menengah mengacu pada kondisi di suatu daerah yang memiliki potensi menengah terjadi gerakan tanah yang disebabkan oleh curah hujan di atas normal, terutama pada daerah berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan. Sementara itu pada kategori tinggi mengacu pada kondisi dengan curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Adapun ke-16 kabupaten/kota yang tergolong dalam kategori menengah dan menengah hingga tinggi yakni Solok, Solok Selatan, Kota Solok, Agam, Kota Bukittinggi, Padang Pariaman, Kota Padang, Kota Sawahlunto, Sijunjung, Dharmasraya, Lima Puluh Kuto, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Pesisir Selatan dan Kepulauan Mentawai.

“Dari 144 Kecamatan, sekitar 69 kecamatan di 16 kabupaten/kota tersebut yang tergolong menengah hingga tinggi. Sementara, beberapa lokasi di Kabupaten Lima Puluh Kuto, seperti di Kecamatan Kapursembilan dan Bukitbarisan tergolong pada kategori menengah hingga tinggi," kata Sutopo.

Dilihat dari prakiraan cuaca pada 4 dan 5 Maret 2017 wilayah seputar Provinsi Sumatera Barat hujan lebat. Di sisi lain, BWS Sumatera I merilis data beberapa kabupaten di Sumatera Barat termasuk wilayah rawan banjir, seperti Lima Puluh Kuto yang masuk kategori sangat rawan banjir.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya terkait hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, angin puting beliung.

"Hal ini mengingat puncak musim hujan hingga April 2017. BNPB mengharapkan semua stakeholder BPBD setempat untuk bersinergi untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tingga di wilayah rawan bahaya, khususnya pada situasi musim hujan ini," pungkas Sutopo.