Perbaikan Jembatan Apung Cilacap Ditargetkan Selesai Maret 2017

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 16 Februari 2017 | 14:52 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 676


Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PUPR membangun infrastruktur dalam rangka mendukung program prioritas nasional seperti ketahanan air dan pangan, konektivitas antar daerah, serta penyediaan perumahan dan permukiman. 

Kementerian PUPR tidak hanya memberikan pelayanan publik dengan penyediaan infrastruktur skala besar, seperti jalan raya, jalan tol dan jembatan bentang panjang, namun juga jalan lingkungan dan jembatan gantung bentang pendek kurang dari 100 meter. Jembatan gantung disiapkan dengan tujuan memberikan rasa aman dan nyaman sebagai sarana penyeberangan masyarakat.

Beberapa jembatan gantung yang telah dibangun yakni Jembatan Kali Cimamingkis, Jembatan Kali Senowo di Magelang, Jembatan Kaligaleh di Temanggung, dan jembatan gantung di Banten.  “Hal ini perlu dilaporkan kepada publik, karena kita tidak hanya membangun infrastruktur yang besar saja, akan tetapi infrastruktur yang kecil juga perlu menjadi perhatian,” jelasnya.

Di Cilacap, Jawa Tengah, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan perbaikan pembangunan Jembatan Apung sepanjang 47 meter yang nantinya akan menjadi jembatan dengan teknologi apung pertama di Indonesia yang dapat dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda 2.

Teknologi apung dipilih Kementerian PUPR, karena di lokasi tersebut tidak memungkinkan membangun jembatan dengan teknologi pancang. Tanah di lokasi tersebut merupakan tanah lunak, yang tentunya akan kesulitan bila memasang pondasi konvensional seperti pancang atau sumuran karena ongkos mobilisasi yang sangat mahal. Dengan teknologi jembatan apung, pondasi digantikan dengan ponton.

Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan, Balitbang, Kementerian PUPR Herry Vaza mengatakan perbaikan jembatan pasca runtuh tanggal 1 Desember 2016 dilakukan dengan konsep “membangun di atas air”. Konsep ini berbeda dengan konstruksi di awal dimana jembatan dibangun di darat kemudian diangkat ke atas ponton dan ditarik ke lokasi. 

Perbaikan jembatan terdiri dari 4 langkah: 1) Pengangkatan komponen jembatan yang rusak dan masuk ke dalam air, 2) Penggantian komponen yang rusak, 3) Pemasangan ponton dan taut (mooring system), 4) Pemasangan jembatan pendekat dan pemasangan jembatan utama, 5) pemasangan dek, railing, dan aksesoris jembatan lain, dan 6) uji beban. 

Pemasangan jembatan pendekat dan jembatan utama telah dilakukan tanggal 16 Januari 2017 sampai dengan 14 Februari 2017, dengan metode Balance Cantilevered Method. Jembatan pendekat dibangun terlebih dahulu sebelum jembatan utama untuk memberikan keseimbangan saat membangun jembatan utama. 

Kesulitan yang paling berat adalah curah hujan yang tinggi dan waktu kerja yang sangat terbatas yaitu pada saat pasang antara jam 09.00 sampai dengan 14.00. 

Langkah selanjutnya adalah pemasangan dek, railing, dan aksesoris lainnya akan dilakukan pada tanggal 15-28 Februari 2017 dan uji beban dan evaluasi pada tanggal 1-3 Maret 2017.

"Apabila hasil uji beban telah sesuai dengan persyaratan maka jembatan akan diresmikan dan dioperasikan mulai tanggal 4 Maret 2017" jelas Herry Vaza. (*)

Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR