Gubernur: Teaching Factory Mendidik Siswa Berjiwa Bisnis

:


Oleh Tobari, Jumat, 27 Januari 2017 | 09:19 WIB - Redaktur: Tobari - 362


Jambi, InfoPublik - Gubernur Jambi H.Zumi Zola, S.TP,MA mengemukakan, teaching factory mendidik para siswa untuk berjiwa bisnis, dan dia sangat mengapresiasi teaching factory tersebut sebagai ajang untuk meningkatkan kompetensi siswa dan siswi SMK.

“Serta meningkatkan korelasi pendidikan SMK dengan industri dan dunia bisnis,” kata Gubernur Zola dalam peresmian Minggu Seni Pelajar VII Tahun 2017 dan peresmian Teaching Factory (TeFa), serta Temu Alumni Akbar SMK PGRI 2 Kota Jambi (Talang Bakung), Rabu (25/1).

Teaching factory merupakan upaya agar siswa siswi SMK memiliki kemampuan menghasilkan produk, dan produk tersebut dipasarkan ke masyarakat, produk yang dihasilkan harus sesuai dengan standar kualitas. Untuk itu, pihak dunia usaha melakukan pembinaan dan pendampingan bagi siswa siswi SMK tersebut.

Zola mengatakan, pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota, terus berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat, supaya memiliki daya saing, di antaranya melalui sektor pendidikan, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta.

Zola menyatakan bahwa teaching factory tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas siswa siswi SMK supaya mereka memiliki daya saing yang baik/’

Terlebih saat ini Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana persaingan terbuka bukan hanya aantar daerah di Indonesia, tetapi juga harus bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara. "Anak-anak kita harus berdaya saing, apalagi dengan diberlakukannya MEA," ujar Zola.

Indonesia 20 tahun lalu mengandalkan sumber daya alam, seperti bahan galian, karena memang Indonesia kaya sumber daya alam. Tapi sekarang sudah berubah, sumber daya manusia yang berkualitas yang diandalkan, kualitas sumber daya manusia yang terus didorong.

Contohnya Jepang yang mampu menghasilkan otomotif dan berbagai alat elektronik dan sangat mendominasi pasar otomotif dan alat-alat elktronik tersebut.

Dengan teaching factory, mereka dididik untuk berjiwa bisnis, enterpreneur, di antaranya membuat kerajinan, seperti mukena tetapi ada motif Jambinya, dan keterampilan lainnya yang sudah dijual.

Selain itu, Zola mengapresiasi pertambahan jumlah siswa siswi SMK 2 PGRI Kota Jambi dari 500 menjadi 1.100. "Berarti perkembangannya bagus, alhamdulillah PGRI bisa membantu program-program pemerintah untuk mendidik masyarakat," jelas Zola.

Terkait diselenggarakannya pentas seni di SMK PGRI 2 Kota Jambi tersebut, Zola menyarankan, meskipun sebagian besar yang mengisi acara pentas seni tersebut adalah generasi muda, namun pentas seni itu juga harus menyajikan seni budaya Jambi.

Ia mengimbau siswa-siswi, para guru dan tenaga pendidik, serta masyarakat untuk melestarikan Budaya Jambi. “Karena budaya adalah jati diri," sebut Zola.

Pada kesempatan tersebut, Zola juga berpesan agar siswa-siswi menghindari narkoba, salah satu penyakit masyarakat yang sangat membahayakan. Beberapa bulan lalu, pihak kepolisian di Jambi menyita 2 Kg sabu-sabu senilai Rp4 miliar. Kemudian, awal Januari 2017, kepolisian di Jambi juga menyita sabu-sabu senilai Rp14 miliar.

Zola menekankan agar siswa-siswi menghindari narkoba, serta mengimbau orangtua untuk mengawasi dan melindungi anak dari narkoba, di antaranya dengan membekali anak dengan ilmu dan agama.

"Adik-adik, jangan pernah menggunakan dan mengedarkan narkoba. Banggakan orangtua kalian dengan prestasi, gunakan kesempatan sekolah ini dengan sebaik-baiknya," ujar Zola. (MC.Humas Prov Jambi/toeb)