Perwakilan FAO Kunjungi Pengembangan Mina Padi di Sleman

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Senin, 23 Januari 2017 | 10:44 WIB - Redaktur: Kusnadi - 567


Sleman, InfoPublik – Perwakilan FAO mengunjungi sawah percontohan Mina Padi Kelompok Tani Mina Murakabi di Dusun Cibluk Desa Margoluwih, Sleman,  Jumat (20/1).

Hadir dalam kunjungan, termasuk Deputi Menteri Koordinator Kemaritiman Bidang Sumber Daya Manusia, Ilmu dan Teknologi, dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin, Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud, perwakilan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Pertanian serta perwakilan dari FAO (Food and Agriculture Organization) Mark Smulders beserta Ageng S Herianto selaku Programme FAO Indonesia.

Sejak 2015, FAO sendiri telah bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mulai menghidupkan kembali kearifan tradisional melalui pertanian yaitu Inovasi Mina Padi seluas 25 hektar pada tiap lokasinya di berbagai wilayah di Indonesia dan Sleman menjadi salah satunya.

Bupati Sleman, Drs H Sri Purnomo MSI  menyampaikan bahwa Sleman sebagai lumbung padi DIY berkewajiban untuk terus mendorong intensifikasi pertanian yang dihadapkan dengan keterbatasan lahan. Namun terlihat dengan metodi Mina Padi, sekalipun lahan terbatas untuk produktifitas dapat meningkat.

Mina Padi dapat menjawab tantangan keterbatasan lahan dengan produksi padi di Sleman. Melalui metode tersebut juga keuntungan yg diraih berlipat ganda tak hanya padi namun juga ikan serta keberlangsungan lahan yang produktif.

Mark Smulders, perwakilan dari FAO mengatakan bahwa Mina Padi yang dikenalkan di Indonesia berhasil dengan baik. Khususnya di Sleman yang petaninya sangat antusias dalam penerapan Mina Padi sehingga produksi beras, pertumbuhan ekonomi dan kecukupan gizi dapat terus meningkat.

Film Dokumenter tentang Mina Padi yang ada di Sleman telah disebarkan sebagai percontohan di wilayah Asia Pasifik dan tak kurang sudah 15 perwakilan dari Negara lain dan banyak petani dari berbagai penjuru sudah datang mengunjungi Sleman untuk dapat melihat langsung sawah percontohan Mina Padi tersebut.

Smulder juga mengatakan bahwa Mina Padi harus diperluas untuk memastikan banyak keluarga petani meraih hidup yang lebih baik yang menguntungkan pedesaan serta Negara. Mark menginginkan generasi muda kembali tertarik dalam bidang pertanian ini seperti yang dilakukan pada kelompok tani Murakabi.

Sehingga generasi muda tidak hanya mengandalkan pekerjaan di kota melainkan memajukan desanya dengan terjun dalam bidang pertanian khususnya mina padi yang sangat menjanjikan untuk bisa meningkatkan perekonomian, terlebih bila dikemas menjadi wisata mina padi.

Musdhalifah Machmud mengatakan melalui Mina Padi kita telah berhasil mendapat 3 WIN(keuntungan). Adapun beberapa keuntungan yang didapat oleh petani yaitu naiknya produksi beras, naiknya pendapatan dan membaiknya nutrisi masyarakat. Melalui sawah percontohan Mina Padi tersebut terbukti mampu menaikkan hasil panen padi rata-rata Rp 6,5 juta ton/ha menjadi 9,3 ton/ha.

Hal tersebut tentunya secara langsung menambah pendapatan petani serta juga panen ikan yang dihasilkan pada tiap hektar dalam satu musim mampu mencapai Rp 42 juta.

Sehingga membantu dalam meningkatkan nutrisi di kalangan masyrakat DIY sesuai data Badan Pusat Statistik 2014 menyebutkan wilayah DIY hanya mengkonsumsi ikan 19,79 kg/kapita/tahun, dimana merupakan provinsi yang terendah dibandingan dengan Provinsi lainnya yang rata-rata mengkonsumsi ikan sebesar 37 kg/kapita. Sehingga melalui Mina Padi tersebut dapat meningkat konsumsi ikan dan tercukupinya nutrisi masyarakat.

Di sisi lain penerapan inovasi tersebut menggunakan pendekatan ekosistem tanpa menggunakan pestisida serta pupuk kimia sehingga sangat ramah lingkungan dan menjaga keberlangsungan lahan pertanian.(***/Mc Sleman/Kus)