Menteri Sosial Harapkan Sinergitas TAGANA Dalam Penanganan Bencana

:


Oleh MC Kabupaten Sleman, Rabu, 7 Desember 2016 | 10:30 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 222


Sleman, InfoPublik - Semangat kalian yang melekat dan pengorbanan yang senyap dari sanjung dan puji, merupakan inspirasi dan motivasi bagi kami agar lebih arif dan bijaksana menyikapi alam yang sedang berbenah diri, sehingga alam dan kita tercipta harmonisasi. Teriring doa semoga kalian tenang di sana.

Itulah barisan kalimat pada prasasti yang ditanda tangani Menteri Sosisal RI, Khofifah Indar Parawansa dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X  pada peringatan Hari Relawan Internasional tahun 2016, Minggu (4/12) di Museum Gunung Merapi (MGM) sebagai penanda gugurnya lima korban Taruna Siaga Bencana (TAGANA) dalam menjalankan tugas saat erupsi Merapi 2010 lalu.

Kelima korban yaitu Slamet Ngatiran, Jupriyanto, Samiyo, Ariyatno Prasetyo, dan Supriyadi masing-masing juga diabadikan dalam pahatan patung yang akan menjadi koleksi MGM untuk mengenang pengorbanan mereka sebagai relawan dalam menghadapi bencana.

Menteri Sosial,  Khofifah Indarwati Parawansa dalam acara tersebut menyampaikan bahwa prasasti dan patung kelima TAGANA yang gugur menjadi tanda penguatan semangat bersama.

“Perjuangan TAGANA tidak hanya keringat dan air mata saja, akan tetapi juga mempertaruhkan nyawa.  Mudah-mudahan ini mampu menjadi inspirasi untuk merajut kesetiakawanan dan kepedulian sosial bagi penguatan TAGANA untuk bersinergi dengan relawan dalam pelayanan dikala bencana terjadi,“ jelas Khofifah.

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini terdapat 323 Kabupaten/Kota di Indonesia dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi .Dirinya juga mengapresiasi pembentukan Sahabat TAGANA yang dilakukan di DIY.

Menurutnya sinergitas antar relawan sangat penting dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana. Khofifah dalam acara tersebut juga menyematkan pin pada perwakilan Sahabat TAGANA dan menyerahkan bantuan pada keluarga kelima TAGANA yang gugur.

Sementara Untung Sukaryadi menyampaikan bahwa gugurnya kelima TAGANA dalam erupsi Merapi lalu tidak membuat takut masyarakat Yogyakarta menjadi relawan, justru menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat karena semangat masyarakat Jogja adalah semangat kesetiakawanan.

Hal ini dibuktikan dengan jumlah relawan di Jogja yang terus berkembang. Untung menjelaskan bahwa pada tahun 2010 jumlah TAGANA aktif sebanyak 350 orang, sedangkan tahun 2016 sudah mencapai 1.034 orang.

Sahabat TAGANA terlatih sebagai relawan yang bersinergi dengan  TAGANA, menurut Untung terdiri dari Kampung Siaga Bencana (KSB) 310 orang, SAR 3.000 orang, PMI 500 orang, Mahasiswa Pecinta Alam Siaga Bencana (MAPAGANA) 2.410 orang, Pramuka Siaga Bencana (PRAGANA) 150 orang, Radio Antar Penduduk Indonesia Siaga Bencana (RAPIGANA) 150 orang, Difabel Siaga Bencana (DIfagana) 100 orang.(MC.Kab.Sleman/Eyv)