Kapsul Waktu FCTC Tiba di Klaten, Jateng

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 19 Oktober 2016 | 21:17 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 968


Jakarta, InfoPublik - Kapsul Waktu FCTC, simbol komitmen 20 Pembaharu Muda dari 17 kota di Indonesia untuk melakukan aksi mendukung Indonesia aksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) tiba di Klaten pada 11 Oktober.

Kapsul Waktu FCTC tersebut, diserahterimakan dari Wira Setya Dharma, Pembaharu Muda Yogyakarta, kepada Ruri Putri Kriswanto, Pembaharu Muda Klaten dan pegiat Guyub Bocah Jateng DIY.

Tibanya Kapsul Waktu FCTC di Klaten disambut antusias oleh Ruri, panggilan akrabnya, dan komunitas Guyub Bocah. “Kami mendukung penuh aksesi FCTC karena bertujuan melindungi anak Indonesia dari paparan asap rokok dan konsumsi rokok, karena itu kami tegas berkomitmen menyuarakan pentingnya FCTC untuk perlindungan anak,” ungkap Ruri melalui keterangan pers Media Officer Lentera Anak pada Selasa (17/10).

Komitmen inilah yang mendasari pemudi kelahiran 24 Februari 1998 ini begitu bersemangat melakukan beragam aksi selaku Pembaharu Muda Klaten. Selesai mengikuti Pelatihan Pembaharu Muda awal Februari lalu, Ruri bersiap membangun jejaring untuk mendukung program dukungan terhadap aksesi FCTC ini. Diantaranya, memperkuat konsolidasi di internal komunitas Guyub Bocah DIY Jateng, bersosialiasi ke para penggerak anak, aktivis forum anak Purworejo, dan komunitas Penulis Anak Klaten.

Beruntung, alumnus SMA Negeri 1 Klaten ini sudah punya segudang aktivitas, yang membantunya dalam memperkuat jejaring. Ruri adalah pegiat di Guyub Bocah, sebuah komunitas yang fokus terhadap pemenuhan hak-hak anak di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Komunitas ini berbentuk jaringan lintas desa, yang awalnya hanya terdiri dari 4 desa, saat ini sudah tergabung sekitar 20 desa dalam komunitas Guyub Bocah.

Para pegiat di komunitas Guyub Bocah ini adalah para penggerak anak di desanya masing-masing. Mereka secara rutin mendapatkan pelatihan dan pembekalan seputar anak untuk menjadi bekal mereka dalam beraktivitas di lingkungannya, kata Ruri.

Menurut Ruri, setiap tiga bulan sekali komunitas Guyub Bocah juga mengadakan anjangsana antar desa, yang melibatkan pemerintah daerah, seperti lurah dan camat, dan seluruh anak di desa tersebut.

Bentuk anjangsana di Guyub Bocah tidak hanya sekedar ajang berkumpul, tetapi menjadi ruang bagi anak-anak untuk belajar, bermain, berekspresi dan berjejaring. Jejaring ini menjadi penting untuk melakukan gerakan bersama menyuarakan hak-hak anak agar pemenuhan hak anak menjadi nyata, ujar Ruri.

Itu sebabnya, Ruri menjadikan acara Anjangsana menjadi sarana sosialisasi pentingnya perlindungan anak dari zat adiktif rokok. Pada kegiatan Anjangsana Guyub Bocah DIY Jateng di Desa Banjaroyo, Kabupaten Kulon Progo, akhir Februari lalu, Ruri ikut menyuarakan pentingnya regulasi yang mengatur pengendalian tembakau secara menyeluruh untuk perlindungan anak. Dan di acara tersebut, para pegerak anak ikut menulis surat yang menyuarakan dukungan kepada Presiden Jokowi untuk segera mengaksesi FCTC atau traktat internasional untuk pengendalian global epidemi tembakau.

Selain itu, Ruri yang bergiat di Komunitas Penggerak RW, juga mengadakan survei kepada 171 responden siswa SD di Desa Kadilajo, Klaten. “Survei ini ingin mengetahui kondisi lingkungan terdekat anak-anak, yakni sekolah dan keluarga, apakah lingkungan terdekat ini juga merokok. Karena anak-anak seharusnya dilindungi dari paparan asap rokok dan dari perilaku merokok lingkungan terdekat, agar tidak mempengaruhi keinginannya untuk juga merokok,” beber Ruri.

Hasil survei menunjukkan, sebanyak 61% siswa SD tersebut melihat gurunya merokok di sekolah. Ketka ditanyakan bagaimana perasaan mereka terhadap guru yang merokok di sekolah, sebanyak 42% siswa mengaku bingung, dan 39% siswa merasa sedih. Hasil survei lainnya, bahwa sebanyak 61% ayah dari siswa SD tersebut merokok di rumah, dan sebagian besar siswa (68%) mengaku pernah disuruh membeli rokok ke warung.

Kota Klaten menjadi kota ke-14 yang dilewati Kapsul Waktu FCTC, setelah Bogor, Pandeglang, Jambi, Mentawai, Sawahlunto, Padang, Medan, Makassar, Mataram, Tabanan Bali, Samarinda, Jember, dan Yogyakarta. Di setiap kota yang didatangi Kapsul waktu FCTC, para Pembaharu Muda terus melakukan aksi mendorong komunitas dan masyarakatnya untuk mendukung Presiden Jokowi mengaksesi FCTC.