Menaker Dukung Pelatihan Coding Mom Bagi TKI

:


Oleh H. A. Azwar, Senin, 26 September 2016 | 22:14 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dakhiri menyambut positif dan memberikan apresiasi langkah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraft) yang berhasil melaksanakan program pelatihan “coding mom” atau pelatihan bahasa pemrograman untuk ibu-ibu rumah tangga.

Kedepannya diharapkan kerja sama program pelatihan coding mom yang lebih luas bagi para Tenaga Kerja Indonesia khususnya para pekerja wanita sehingga bisa memperoleh penghasilan secara mandiri.

Bahkan Menaker Hanif tertarik dan mempertimbangkan agar jurusan khusus coding yang bisa diterapkan di Balai-balai Latihan Kerja sehingga peserta pelatihan dan lulusan BLK bisa memiliki keahlian di teknologi informasi (IT).

Kita harapkan program pelatihan coding mom dapat terus berjalan baik bagi para TKW. Bahkan, kerja sama dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan membuka jurusan coding di BLK, sehingga nantinya lulus BLK dapat merambah sektor IT dengan menjadi programmer, kata Hanif seusai mengadakan pertemuan dengan Kepala Bekraft Triawan Munaf di kantor Kemnaker Jakarta, Senin (26/9).

Kepala Bekraft Triawan Munaf dan jajarannya menemui Menaker dalam upaya meningkatkan potensi kompetensi Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri melalui pelatihan coding mom dan kerjasama pelatihan jurusan pemograman (coding) di Balai-balai Latihan Kerja.

Sementara Kepala Bekraft Triawan Munaf menyatakan pelatihan coding dengan target peserta pelatihan adalah TKI di luar negeri bertujuan untuk memberikan kemampuan tambahan bagi para TKI agar seusai masa kerjanya TKI diharapkan kembali ke Tanah Air dan bekerja sebagai programmer.

Triawan menambahkan permintaan kesempatan kerja dengan formasi programmer sangat tinggi. Hal tersebut diakuinya tak lepas dari pesatnya laju perkembangan bisnis berbasis star-up (perusahaan yang belum lama beroperasi).

Para alumni pelatihan coding mom dapat memanfaatkan kemampuannya untuk menambah pemasukan. Misalnya dengan bekerja sebagai freelancer di perusahaan start-up maupun membuka usaha start-up nya sendiri, tukas Triawan.