:
Oleh MC Kabupaten Sumenep, Kamis, 15 September 2016 | 18:48 WIB - Redaktur: Tobari - 391
Sumenep, InfoPublik - Makin maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Sumenep, tentu membutuhkan perhatian serius semua pihak. Karena itu, sosialisasi dan pendampingan terus dilakukan pihak terkait dalam bentuk perhatian terhadap persoalan sosial tersebut.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Kabupaten Sumenep Dra. Linda Mardiana, kepada wartawan, Kamis (15/9), menuturkan, selain terus melakukan sosialisasi, pihaknya juga melakukan pendampingan dan rehabilitasi terhadap korban kekerasan seksual.
“Meskipun pendampingan yang dilakukan kami kurang maksimal karena minimnya tim pendamping. Sebagai langkah alternative, tetap kami lakukan pendampingan prioritas,” ungkapnya.
Dikatakan, selama ini pihaknya baru melakukan pendampingan kepada kasus-kasus berat. Namun, bukan lantas mengabaikan kasus ringan, karena prioritasnya memang kepada korban perkosaan, serta kasus-kasus berat lainnya.
Dijelaskan, kasus kekerasan seksual kepada anak di Kabupaten Sumenep masih tergolong tinggi. Terbukti, dari data yang ada di BPMP-KB Kabupaten Sumenep di tahun 2016, sebanyak 53 laporan kasus kekerasan seksual kepada anak, dan baru 36 kasus yang tercover, sedangkan sisanya masih dalam proses.
“Sejumlah wilayah yang berada di titik rawan, seperti di daerah Pasongsoangan, Batuputih dan Bluto menjadi target kami dalam melakukan sosialisasi, agar terus mewaspadai terjadinya kekerasan seksual, khususnya pada anak,” tambahnya. (Ren/Esha/Fer/toeb)
