Pabrik Harga Karet Di Tingkat Petani Jadi Bersaing

:


Oleh Prov. Riau, Senin, 20 Juni 2016 | 08:03 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 248


Pekanbaru, InfoPublik -Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Muhibul Basyar menyambut baik rencana dibangunnya satu lagi pabrik karet di Kabupaten Kuantan Singini (Kuansing).  Ini akan membuka peluang bagi para petani karet untuk mendapatkan harga yang bersaing.

"Baguslah, dengan bertambahnya pabrik ini, akan perbaiki harga karet di lapangan", jelasnya sembari mengatakan kalau saat ini di Kabupaten Kuansing hanya ada satu pabrik Karet, luas kebun karet yang ada 146.474 hektar dengan jumlah petaninya 62.975 KK.

Saat disinggung mengenai kondisi perkebunan karet rakyat di Kuansing saat ini, Muhibul Basyar menjelaskan, kalau masyarakat atau petani  yang ada saat ini sebagian masih bertahan dengan berkebun karet.  Karena ini sudah jadi kehidupan dan itu juga yang dipahami dalam berkebun.

"Kegiatan-kegiatan mereka di sana tetap berjalan seperti biasa.  Melakukan peremajaan terhadap kebun-kebun yang sudah tua.  Kita akan membantu dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang ada di Kabupaten, Provinsi maupun APBN", jelasnya lagi.

Sementara itu saat disingung lagi dengan adanya pertambahan pabrik ini, apakah tidak akan mematikan perkebunan tempatan mengingat pasokan karet yang akan diambil oleh pabrik tidak saja dari Kuansing tapi bisa saja dari Kabupaten lain bahkan Provinsi tetangga, Muhibul Basyar kemb menjlaskan, ini harus jadi moivasi petani bagaimana menjaga perkebunannya tetap menghasilkan karet yang berkualitas.

Diakui juga, tiga tahun belakangan tanaman karet mengalami ancaman.  Karena pasar dunia kurang menyerap produksi karet.  Sementara masyarakat sangat bergantung atau perkebunan karet jadi sumber kehidupan. 

"Kita mengharapkan juga ada terobosan Pemerintah dimana karet dimanfaatkan untuk semua kepentingan.  Sehingga produksi dalam negeri bisa jadi terserap", terangnya dengan menyebutkan tidak semata-mata ekspor sehingga harga karet jadi naik.

Disampaikan juga untuk saat ini ada juga upaya masyarakat untuk melakukan replanting tanaman karet dengan memanfaatkan kayu.  Tapi untuk saat ini tidak dibenarkan membawa kayu dalam bentuk gelondongan. 

"Kalau mau manfaatkan kayunya, seharusnya diolah dulu.  Sudah dalam bentuk bahan jadi baru dikirim", tambahmya memberi solusi.

Ditambahkan, untuk karet saat ini sudah mulai membaik, ada titik cerah nilainya.  "Kita inginnya harga karet itu bisa mencapai Rp 20 ribu per Kg atau dengan perbandingan 2 Kg beras setara dengan 1 Kg harga karet. 

Namun,  kenyataanya sekarang mencapai Rp 7.000 per Kg saja sudah bagus.  Kemudian kita minta juga pada petani karet untuk tidak saja terpaku dengan usaha kebun karet saja.  Tapi ada usaha lain dengan buat tanaman sela berupa palawija.  Begitu harga karet anjlok, jadi petani tidak begitu terpuruk", ulasnya lagi sembari memberi pengertian. (MC Riau/Ch/Eyv)