Pasar Murah Toko Tani Di Tiga Lokasi Jakarta

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 15 Maret 2016 | 13:42 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian  menggelar pasar murah cabai, bawang merah, dan beras melalui Toko Tani di tiga lokasi di DKI Jakarta, yaitu Pasar Minggu (depan Mall Ramayana), Pasar Pondok Labu, dan Gedung Central Promosi dan Pemasaran Produk Pertanian Jakarta Selatan (depan SMA 28 Jakarta).

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Gardjita Budi mengatakan bahwa pasar murah ini diadakan dengan tujuan menunjukkan kepada masyarakat bahwa suplai pangan cukup dan bisa dijual dengan harga murah. "Ini untuk menunjukkan bahwa suplai banyak, harga bisa turun. Pasar murah ini juga untuk stabilisasi harga, ini kita coba,” kata Gardjita di sela operasi pasar tani di Jakarta, Selasa (15/3).

Dalam pasar murah ini, masyarakat bisa mendapatkan cabai dengan harga Rp 30.000/kg, bawang merah seharga Rp 25.000/kg, dan beras Rp 7.500/kg. Sekitar 1 ton -1,5 ton cabai, bawang merah, dan beras digelontorkan Kementan dalam kegiatan ini. Pasar murah diadakan sejak hari Selasa, pagi pukul 09.00 WIB hingga seluruh komoditas terjual habis.

Gardjita Budi menuturkan bahwa ketiga komoditas tersebut bisa dijual murah dengan cara memotong rantai pasokan (supply chain) yang amat panjang. Rantai panjang ini melibatkan pedagang besar hingga makelar alias distributor. 

Komoditas pangan dibeli langsung oleh Kementan dari para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). "Kita dapat dari Gapoktan, ditambah ongkos transportasi ke Jakarta, lalu bisa kita jual murah di Jakarta," ujarnya.

Cabai dibeli dengan harga Rp 28.000/kg dari Gapoktan, bawang merah Rp 20.000/kg, dan beras Rp 7.100/kg-Rp 7.300/kg. Semuanya dibeli langsung dari Gapoktan di Garut, Banten, dan Sukabumi tanpa perantara. "Kita ambil dari Gapoktan sehingga rantai pasokan terpotong. Dengan begitu harga di petani bisa naik, tapi harga di masyarakat turun. Tanpa harus menginjak harga di petani, harga bisa turun," paparnya.

Panjangnya rantai pasokan merupakan masalah utama yang membuat harga pangan di Indonesia mahal dan tak stabil. Bila masalah rantai pasokan bisa diatasi, dirinya yakin harga pangan bisa stabil dan terjangkau. "Jadi perlu perbaikan supply chain, jangan harga di petani diinjak rendah, tapi masyarakat juga dirugikan karena harga mahal di masyarakat," pungkasnya.

Putus Rantai Panjang Pasokan

Panjangnya rantai pasokan disebut oleh Kementan sebagai masalah utama yang membuat harga pangan di Indonesia mahal dan tak stabil.

Selain menggelar pasar murah, Kementan merancang solusi jangka panjang untuk stabilisasi harga pangan. Gardjita mengungkapkan bahwa pihaknya akan membangun Toko Tani Indonesia (TTI) untuk solusi permanen jangka panjang. Tahun ini, direncanakan dibangun 1.000 unit Toko Tani di seluruh Indonesia.

"Pasar murah tentu tidak bisa menurunkan harga, hanya trigger saja. Untuk jangka panjang, tahun ini akan dibangun 1.000 unit toko tani. Kalau ini toko tani ini tentu ada efeknya, bisa mempengaruhi pasar secara psikologis," papar Gardjita.

Dalam perjalananannya toko tani akan bekerjasama dengan Gapoktan-Gapoktan di seluruh Indonesia untuk memenuhi pasokan pangan. "Toko tani lebih permanen dari pasar murah. Toko tani akan kerjasama dengan Gapoktan, beli langsung dari Gapoktan, arahnya ke sana. Jadi Gapoktan bisa untung, tapi rakyat juga untung karena toko tani menjual dengan harga di bawah harga pasar," cetusnya.

Berbeda dengan pasar murah, toko tani akan berjualan sepanjang tahun yang tersebar di seluruh Indonesia, masyarakat bisa memperoleh pangan dengan harga stabil dan terjangkau. "Itu untuk stabilisasi harga, ini sedang kita coba," ucap Gardjita.

"Prinsipnya jual murah. Harga di petani bisa naik, tapi masyarakat juga bisa mendapatkan pangan dengan harga murah. Jadi semuanya untung," tutupnya.