Kemenag-Dubes Inggris Jajaki Kerjasama Bidang Keagamaan

:


Oleh H. A. Azwar, Kamis, 3 Maret 2016 | 16:15 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang didampingi Kapus PKUB Fery Meldi dan Kabag KLN Agus Sholeh menyambut baik tawaran Dubes Inggris dan siap mengembangkan kerja sama yang telah terjadi di antara dua negara.

Terima kasih atas kunjungan Yang Mulia. Terima kasih pula atas kerja sama selama ini. Kami, atas nama Pemerintah Indonesia, siap mengembangkan kerja sama ini, untuk kebaikan kita bersama, kata Lukman saat menerima kunjungan Duta Besar Inggris untuk Indonesia HE Mr Moazzam Malik di kantor Kementerian Agama (Kemenag), Kamis (3/3).

Saat ditanya tentang rencana pendirian universitas bertaraf internasional, Lukman menjelaskan, ide pendirian universitas ini, dilatarbelakangi keinginan untuk menampilkan wajah Islam Indonesia agar bisa menjadi model dan contoh untuk berkontribusi pada peradaban dunia. Universitas tersebut rencananya akan didirikan di sekitar Jakarta untuk memudahkan akses.

Untuk itu, terpikir mendirikan semacam pusat studi Islam Indonesia. Universitas ini nantinya hanya untuk mahasiswa S-2 dan S-3 saja. Bahkan kuota yang ada, rencananya, 75 persen untuk mahasiswa luar negeri, jelas Lukman.

Ia juga berencana menghadirkan para ulama, guru besar dan profesor seluruh dunia untuk mengajar di situ. “Jadi universitas ini nantinya akan menjadi pusat studi Islam yang moderat. Alhamdulillah, Bapak Presiden dan Wakil Presiden mendukung. Kami juga telah menyiapkan naskah akademiknya,” kata Lukman.

Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, HE Mr Moazzam Malik menyatakan, Inggris dan Indonesia telah bekerja sejak lama.

Kami, berharap ada kemitraan yang lebih, khususnya di bidang pendidikan keagamaan, demi masa depan kita yang lebih baik, kata Moazzam.

Selama hampir 16 bulan sebagai Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam mengaku sering  berkunjung ke Perguruan Tinggi Islam dan Pesantren.

Februari kemarin, saya silaturahim ke UIN Walisongo dan Universitas Wahid Hasyim di Semarang. Saya juga ke Pondok Pesantren Futuhiyyah di Demak. Di sana kami diskusi dan ngobrol-ngobrol dengan para cendekiawan, ulama dan tokoh agama, kata Moazzam dengan logat Bahasa Indonesia yang cukup lancar.

Saya melihat, Indonesia sangat penting. Di sini, ada kehidupan cendekiawan dan sangat toleran. Banyak pengalaman yang menyenangkan dan menarik, tambah Moazzam.

Kepada Menag, Moazzam menawarkan dua skema kerja sama yakni, pertama, kerja sama di bidang Keagamaan Islam, baik dengan masyarakat Muslim Inggris maupun dengan lembaga pendidikan tinggi agamanya dengan masyarakat, ormas dan pendidikan keagamaan di Indonesia.

Kedua, kerja sama untuk menemukan cara agar remaja Inggris, terutama yang muslim, bisa melihat secara langsung Islam di Indonesia.

Jadi, mereka mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa, agar tidak terus terpaku pada Islam di Timur Tengah, terang Moazzam seraya mengundang Menag untuk mengunjungi Inggris dan bersilaturahim dengan Muslim Inggris.

Dalam kesempatan itu, Moazzam juga menyampaikan apresiasinya atas kesempatan dan beasiswa yang diberikan Kemenag bagi dua Muslim Inggris yang  belajar di Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Moazzam pun berharap, karya dan tulisan ulama-ulama muda potensial Indonesia, bisa diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

Muslim Inggris yang selama ini mayoritas berkiblat ke Timur Tengah, bisa meniru Muslim Indonesia yang moderat, toleran dan cinta damai. Indonesia sangat penting posisinya dan berharap ada kerja sama lebih lagi, khususnya di bidang pendidikan Agama Islam, kata Moazzam.