Kemendikbud dan UNICEF Akan Dirikan 450 Tenda Kelas Darurat di Sulteng

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 16 Oktober 2018 | 19:54 WIB - Redaktur: Juli - 414


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama UNICEF, serta para mitra berencana mendirikan  450 tenda yang memenuhi standar mutu UNICEF sebagai ruang kelas sementara di tempat-tempat terdampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan, untuk kondisi sekarang baru didirikan 18 tenda, karena tenda yang dimiliki Kemendikbud semua sudah di pasang di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), sehingga itu sisanya.

"Kalau memesan tenda baru ada prosedur yang harus dipenuhi, yaitu harus melalui lelang, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama," kata Mendikbud saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/10).

Untuk itu menurutnya, saat ke Sulteng, dia telah mengumpulkan semua kepala sekolah dan komite sekolah, yang diimbau untuk membangun kelas sendiri secara swasembada dengan menggunakan material yang ada di sana, termasuk bekas puing-puing yang  bisa digunakan, kemudian Kemendikbud membantu terpal untuk atap, dan juga uang untuk pemasangan yaitu Rp30 juta. “Kita alokasikan dana sebanyak Rp3 milyar, dan hari ini terpal sudah mulai dikirim dari Surabaya,” paparnya.

Disebutkan, Kemendikbud merasa terbantu oleh UNICEF untuk mempercepat penyelenggaraan  pembelajaran di kelas-kelas sementara di wilayah terdampak. “Hari ini, Selasa, UNICEF mengumumkan kedatangan tahap pertama seberat 30 ton bantuan pendidikan untuk situasi darurat, termasuk 65 tenda untuk ruang kelas sementara, dari lokasi suplai di Dubai,” kata Muhadjir.

Bantuan tersebut diberikan sebagai dukungan UNICEF terhadap upaya tanggap bencana Sulawesi Tengah yang dilakukan oleh Kemendikbud.

Menurut data dari Dinas-Dinas setempat, terdapat 1.149 sekolah dan 164.651 peserta didik, mulai dari pendidikan usia dini sampai menengah di empat kota/kabupaten di Sulteng yang terdampak langsung bencana. Banyak sekolah di wilayah tersebut yang masih tutup. Penilaian situasi pun masih berjalan, sehingga angka-angka tersebut masih dapat berubah.

Dengan adanya bantuan dari UNICEF ini, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama bisa dibangun sekolah-sekolah darurat. Sementara untuk mengatasi kondisi yang sangat darurat ini, pihaknya sudah minta kepada sekolah-sekolah agar anak-anak di gabung dulu dengan sekolah yang tidak terdampak.

“Jadi tenda dan kelas darurat ini, sangat sementara sifatnya sambil menunggu pembangunan sekolah semi permanen yang akan dilakukan oleh Kementerian PUPR. Jadi sekali lagi apa yang dilakukan Kemendikbud ini sebetulnya sifatnya sangat darurat, dan sekolah semi permanen  akan dibangun oleh Kementerian PUPR, sebelum dibangun sekolah permanen, itulah tahapannya,” tandasnya.

Sementara itu, Perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini menambahkan, UNICEF bekerja sama dengan Kemendikbud untuk memulihkan pelayanan pendidikan di area-area terdampak.

“Kita tahu, bahwa pendidikan adalah alat pemulihan penting dalam situasi darurat seperti ini. Saat anak-anak bersekolah dapat dirawat, dipastikan keberadaannya, dan dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkapnya.