1.000 Kaum Milenial Turun ke Sawah di Kubu Raya

:


Oleh MC KAB KUBU RAYA, Senin, 4 November 2019 | 11:31 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 1K


Kubu Raya, InfoPublik – Seribu orang kaum milenial yang terdiri dari pelajar SD hingga perguruan tinggi turun ke sawah untuk menanam padi hingga memanennya di Desa Parit Keladi Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat, Minggu (3/11/2019) pagi. 

Kegiatan Gerakan Tanam Padi Milenial itu merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Kubu Raya untuk membangkitkan semangat bertani bagi kaum muda. Bupati Raya, Muda Mahendrawan mengatakan prosesi mendapatkan beras ada beberapa tahapan dimulai dari turun ke sawah, menanam padi serta pemanenan. Menurutnya proses ini, lebih didominasi oleh orang tua saja, namun tidak dirasakan langsung oleh kaum muda.

“Kita berharap ke depannya anak-anak muda lebih mencintai pertanian,” katanya pada kegiatan tersebut. 

Selain itu, kata Muda dengan kegiatan menanam padi dapat menjadi momentum wisata yang membawa kesegaran serta inspiratif. Dengan seperti ini, tentunya kaum milenial dapat mempertahankan serta menyukai bercocok tanam khususnya bertani. “Dan identifikasi kita perkuat sebagaimana upaya kita menuju kemandirian pangan,” ujarnya.

Menurutnya dengan hamparan lahan sekitar 3.000 hektar di kegiatan Gerakan Tanam Padi Milenial akan menjadi contoh teknologi modern pertanian sehingga lahan-lahan tidur di wilayah desa lain dapat diperdayakan. “Semoga momentum ini juga menjadi cara membangun imajinasi dan karakter anak muda agar seimbang antara modernisasi dan alam,” katanya.

Dikatakannya sistem penanaman padi rendengan di beberapa wilayah Kubu Raya akan dipanen secara massal setelah tiga-empat bulan penanaman yang selanjutnya akan diproduksi sebagai beras lokal. “Yang dikemas dan dipasarkan secara sistemik sebagaimana dahulu pernah dilakukan,” terangnya.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Kubu Raya Gandhi Satyagraha menuturkan selain pola penanaman rendengan pihaknya telah mengedukasi sejumlah kelompok-kelompok tani dengan menggunakan metode sistem tanam jajar legowo.

“Dengan jajar legowo dapat menghemat hasil panen lebih besar. Karena kehilangan panen dapat, kita cegah. Kemudian kita juga menggunakan input pupuk-pupuk organik yang kita dapati dari konten lokal, yang kita olah untuk meningkatkan produksi kita. Selain itu irigasi kita juga harus kita persiapkan,” katanya.

Tidak hanya itu pihaknya juga akan menyiapkan benih, pupuk dan pemberantasan hama dan penyakit. Diakuinya hama tikus masih banyak merusak hasil produksi panen di pertanian Kubu Raya.

“Dengan adanya kegiatan gropyokan kemudian kegiatan pengendalian menggunakan agen hayati akan lebih memudahkan kita mengendalikan hama penyakit di daerah pertanian kita ini,” pungkasnya. (Ird/MC KubuRaya/Vira)