Warsito Ubah Lahan Tidur Menjadi Perkebunan Jeruk yang Menjanjikan

:


Oleh MC KAB LAMPUNG TIMUR, Senin, 28 Oktober 2019 | 04:46 WIB - Redaktur: Tobari - 5K


Way Jepara, InfoPublik - Warsito petani desa Braja Asri kecamatan Way Jepara Lampung Timur, dengan keuletan dan ketekunanya untuk terus mencari inspirasi dalam pertanian berkebun Jeruk patut diacungi jempol.

Hal ini terbukti, selama bertahun tahun jiwa bertani yang ada dalam tubuhnya sudah mulai memperlihatkan hasilnya. Walau saat ini masih musim kemarau, tetapi hasil dari berkebun jeruknya masih bisa memberikan hasil panennya walau tak sebesar seperti musim biasa.

"Wajar mas kan sekarang lagi musim kemarau, jelas hasil berkurang. Tetapi masih saja ada yang buah dan bisa di jual untuk pemasukan," kata pria paruh baya ini, Minggu (27/10/2019).

Di desa Braja Asri, Warsito tahun ini mempunyai perkebunan Jeruk seluas 5 hektare, terdiri 3,5 hektare jenis keprok siem dan 1,5 hektare jenis BW.

"Sebelumnya lahan ini adalah lahan tidur, yang hanya ditanami pohon yang menghasilkan jangka panjang. Waktu itu saya terinspirasi menanam jeruk, karena aku berpikir hal itu bisa lebih efektif dan menghasilkan," kata Warsito, saat ditemui di areal perkebunanya.

Masih dalam penjelasanya, setiap satu hektarenya bisa ditanami 600 bibit jeruk. Saat mulai tanam hingga umur 2,5 tahun bisa menghasilkan atau panen. Dan bisa tetap menghasilkan sampai jangka waktu umur sampai 9 tahun jika perawatanya maksimal.

"Dalam satu kali musim, satu hektare bisa menghasilkan 30 ton jeruk, itu hasil standar saja, untuk harga sampai saat ini masih stabil di harga Rp9.000, pemasaranyapun tak terlalu sulit," katanya.

Tantangan dan kendala dalam perkebunan jeruk biasanya yang di alaminya adalah masalah jamur.

Di wawancarai terkait harapan kedepan, pria yang memang berjiwa bertani ini, menginginkan warga yang lain juga punya inisiatip yang sama dalam menyikapi permasalahan kemajuan para petani di desanya.

Karena di daerahnya banyak lahan tidur yang masih belum dimaksimalkan, sedangkan dari pihak terkait desa pun tak pernah ada bimbingan atau dorongan untuk menggerakan ke arah kemajuan petani didesanya.

"Saya ingin para petani desa kami ini maju, pemerintahan desa harusnya berinisiatip mendorong khusunya para petani. Banyak potensi yang harus digali dan dikembangkan kalau menurut saya," tuturnya. (@nd/toeb)