Disparpora Mentawai Akan Kembangkan Pariwisata Alam dan Budaya

:


Oleh MC Kabupaten Kepulauan Mentawai, Rabu, 9 Oktober 2019 | 20:23 WIB - Redaktur: Tobari - 201


Tuapeijat, InfoPublik -  Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Mentawai akan kembangkan pariwisata alam dan budaya, dengan program 3M, 1K (Madobag, Muntei dan Mapaddegat, serta Katiet).

“Dimana di Mapaddegat ini kita akan kembangkan wisata domestik, sedangkan di Muntei yaitu budaya sementara Madobag adalah alam, ini yang menjadi perhatian kita, kalau surfing dia nanti lama-lama kan hilang, bahkan sudah menjadi kebutuhan umum itu,” kata Kepala Disparpora Mentawai, Joni Anwar saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (7/10).

Lebih lanjut ia sampaikan, bahwa pihaknya kedepan lebih mengembangkan pariwisata yang terintegrasi, saat ini juga Dinas terkait mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk peningkatan mutuh pariwisata baik fisik maupun non fisik.

Seperti non fisik yaitu malukan pelatihan-pelatiahn kepariwisataan kepada masyarakat penjaga pantai, pelatihan homestay serta pembinaan pembuatan kuliner.

Artinya dengan pelatihan-pelatihan tersebut masyarakat bisa menjadi pengelola atau pelaku wisata, jadi tidak hanya sekedar investor yang kita harapkan, tapi masyarakat juga bisa terlibat, dia tidak lagi sebagai objek tetapi juga sebagai subjeknya (pelaku hotay).

“Nah dengan ini masyarakat bisa memberdayakan satu kamar saja sudah cukup untuk disewakan kepada wisatawan, karena tidak ada homestay kan di kampung-kampung, teramsuk sanitasi serta kebersihan,” ungkapnya.

Kemudian pelatihan kuliner dimana Disparpora membina masyarakat dengan mendatangkan Chef profesional untuk melatih masyarakat, dengan tujuan bagaimana masyarakat membuat produk kuliner dengan bahan-bahan lokal, seperti ubi, pisang, sagu dan keladi.

Pengembangan pariwisata berintegritas , kata Joni Anwar, bertujuan guna mempersiapkan kedepan jika suatau saat peraturan tentang kepemilikan wilayah yang berkaitan dengan perekonomian pariwisata, baik di atas laut maupun di dasar laut, bukan tidak mungkin akan dialihkan ke pemerintahan provinsi.

“Setiap orang yang melakukan kegiatan di atas permukaan air, ataupun dibawah permukaan air termasuk snorkeling, diving, itu menjadi pembinaan provinsi, sejalan dengan perkembangan legulasi seperti itu kita lakukan pengembangan kawasan-kawasan itu, kalau itu nanti masuk ke pemerintaha provinsi itu akan hilang,

PADnya akan dikeloah pihak provinsi lagi, jadi kita berbuat apa, nah dari sekarang ini kita siapkan wisata alam, budaya selain surfing, kalau tidak dari sekarang kita siap, bagaimana,” katanya.

Saat ini pihak Pariwisata sendiri sedang melakukan pengembangan kawasan wisata di Madobag tepatnya di Dusun Kulukubug, Kecamatan Siberut Selatan.

Seperti pembangunan panggung kesenian, gazebo-gazebo, kemudian tracking menuju Air terjun. Sementara di Desa Muntei akan direncanakan tahun depan.

Termasuk di Katiet, Kecamatan Sipora Selatan, pembangunan Homestay dari Kementerian Desa, yang nantinya dikelolah oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Sedangkan pajaknya masuk ke Daerah. Pengelolanya khusus homestay di Katiet itu Bumdes, tapi terkait pajaknya masuk ke khas Pemda. Tapi kalau untuk pembangunan homestay di Katiet itu dipegang oleh Bappeda. (str/toeb)