:
Oleh MC KAB MALANG, Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:37 WIB - Redaktur: Juli - 1K
Malang, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Malang meluncurkan Replikasi Program Smart Health, yang berlangsung di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (5/8/2019).
Peluncuran program tersebut dilakukan Plt. Bupati Malang H M. Sanusi, bersama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Kohar Hari Susanto, mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa.
Program yang dijalankan buah kerja sama Pemerintah Kabupaten Malang dengan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, George Institute Global Health dan Universitas Manchester UK ini, sebagai upaya memperbaiki layanan kesehatan secara dini, integritas dan menyeluruh kepada masyarakat berbasis aplikasi smarthphone.
''Sudah empat desa atau kelurahan yang menjadi sampel dari Smarthealth ini, yakni di Desa Sidorahayu, Kec. Wagir, Desa Karangduren, Kec. Pakisaji, Kel. Kepanjen Kec. Kepanjen dan Desa Sepanjang Kec. Gondanglegi," kata Sanusi.
Hasilnya kata dia, tercatat satu dari tiga orang dewasa di Indonesia meninggal karena jantung dan struk akibat diabetes. "Kita mau menangkap fenomena dari hal itu sedini mungkin agar masyarakat Kabupaten Malang kembali sehat dengan cara lebih awal dalam upaya pencegahan dan proses pengobatan secara rutin atau berkala," ujarnya.
Sanusi menuturkan, keterlibatan berbagai pihak tentu sangat positif dalam mendorong pencapaian target pembangunan dan kesehatan masyarakat. Penyakit jantung adalah salah satu jenis penyakit Non Communicable Diseases yang menjadi momok bagi penduduk Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Menurut dia, banyak kalangan muda dan tua, orang kaya dan miskin, artis dan pejabat meninggal karena penyakit jantung. "Tentunya, bagi keluarga, sakit atau meninggalnya tulang punggung keluarga karena serangan jantung di usia yang produktif, memberikan beban yang amat berat bagi keluarga," ujarnya.
Bagi pemerintah, kata Sanusi, beban anggaran kesehatan akan semakin besar, karena pada umumnya masyarakat datang memeriksakan penyakit jantung ke Puskesmas dan Rumah Sakit ketika dalam kondisi yang sudah parah sehingga perlu biaya yang sangat besar.
''Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat harus berusaha bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini, dengan membangun sistem pelayanan kesehatan jantung yang lebih baik. Selama ini masalah yang dihadapi dalam layanan penyakit jantung atau bahkan penyakit lainnya adalah kurangnya tenaga dokter," katanya.
Selain itu lanjut dia, hambatan geografis juga menjadi faktor utama masih rendahnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Perubahan gaya hidup dan pola makan yang terjadi baik di kota maupun di desa dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat serta berolahraga juga telah memicu meningkatnya penyakit jantung di masyarakat.
Berawal dari kondisi tersebut, Program Replikasi Smart Health di Kabupaten Malang adalah upaya memperbaiki layanan kesehatan secara dini dan menyeluruh dengan menggunakan bantuan aplikasi berbasis smartphone yang mampu mengintegrasikan layanan jantung mulai dari kader, perawat dan dokter yang ada di Puskesmas.
Melalui aplikasi tersebut, sebut beliau, memungkinkan kader, perawat dan dokter untuk memonitor pasiennya apakah sudah minum obat serta apakah sudah ke Poskesdes dan Puskesmas.
'Aplikasi yang ada juga dilengkapi dengan video promosi kesehatan jantung yang meliputi penjelasan mengenai stroke, serangan jantung, bahaya merokok, gizi sehat dan perilaku sehat.
Hal ini didukung pula dengan kegiatan promosi jantung sehat yang akan dilaksanakan secara berkala oleh dokter dan staf Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang terlibat dalam program ini, sehingga cita-cita mewujudkan masyarakat Kabupaten Malang yang sehat dan produktif akan dapat semakin terwujud.
"Kerja sama Smarthealth untuk mewujudkan tujuan utama bersama ini akan dikembangkan dan terapkan ke seluruh wilayah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Malang," pungkas Sanusi.
(humas/poy)